Tampilkan postingan dengan label alasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alasan. Tampilkan semua postingan

Apakah Jatuh Cinta Itu Rezeki?

ARTIKEL KE 869  

JATUH CINTALAH KARENA CINTA ITU REZEKI  

Mungkin para jomblowers sering bertanya pertanyaan ini...
Mengapa orang menikah ? Toh banyak yang tak menikah hidupnya baik-baik saja? Yang penting bisa makan, cukup duit buat bertahan hidup dan cukup waktu buat ibadah..
Apakah karena mereka jatuh cinta?
Apa pula cinta itu? Bukankah itu hanya perasaan melenakan akibat kebanyakan baca novel romantis atau drama televisi?
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia, sementara pasangan yang lain banyak yang berpisah ?
Apakah jatuh cinta itu penting?
Apakah jatuh cinta itu rezeki sehingga bisa berkurang nilainya layaknya rezeki yang naik turun, kadang banyak kadang sedikit?
Mengapa perasaan cinta bisa naik turun dan akhirnya lenyap sama sekali?
Ribuan pertanyaan tentang cinta menginspirasi para seniman dan artis untuk berkarya...Terciptalah lagu, puisi, film, karya tulis bertema cinta..


Ya..cinta adalah fitrah manusia..
Telah ada pada dirinya sejak lahir..
Kita lahir pun karena buah cinta orang tua yang ditakdirkan eksis demi satu tujuan.. menjadi perpanjangan tangan Sang Khalik untuk memakmurkan bumi..

Jika kembali pada defenisi rezeki sebagai semua rahmat Allah yang diberi pada mahluk untuk menjamin kelangsungan hidupnya di bumi ini maka cinta adalah rezeki.. Karena kita butuh perasaan itu untuk menjaga kelangsungan hidup kita dan anak keturunan, kita butuh cinta untuk membantu sesama, untuk menjadi bermanfaat..dan untuk menjaga interaksi dengan Sang Khalik lewat ibadah..

Lalu mengapa cinta bisa berubah?
Terasa indah sebelum menikah dan di awal pernikahan tapi terasa hambar setelah menikah dalam waktu lama?
Bukan cintanya yang yang salah atau rezeki cinta itu telah berkurang tapi karena pasangan lupa untuk terus membangun cinta..
Layaknya rezeki harta yang harus diikhtiarkan lewat kerja keras, rezeki cinta pun harus dikhtiarkan dengan terus membangunnya bersama pasangan...


Mengapa setelah sekian tahun berumah tangga tetap bahagia? 
Apa tidak bosan melihat muka yang sama terus setiap hari?
Tidak...karena apa?
Karena mereka terus membangun cinta.
Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa.
Tapi membangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup...
Mengapa jatuh cinta gampang ?
Karena saat jatuh cinta kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita. Semua nampak indah, makan gula merah terasa coklat yang penting liat muka dia...
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yang bisa ditutupi lagi.
Dengan interaksi 24 jam per hari 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan semua belang tersingkap...

Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan membangun cinta.
Jatuh cinta dalam keadaan menyukai...
Namun membangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel...
Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Cinta yang dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua dan keluarga atau maaf masalah sex.. Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.

Syarat untuk keberhasilan komunikasi dalam rumah tangga adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri hanya memperhatikan perasaannya sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut-larut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga sudah berubah dari surga jadi neraka.
Apakah kondisi ini bisa diperbaiki ?
Tentu saja bisa, saat masing-masing mengingat KOMITMEN awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan ??
Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab.

Jadi buat para jomblowers jangan takut jatuh cinta, karena itu rezeki dariNYA
Mau punya teman hidup ?
Jatuh cintalah....
Tetapi sesudah itu.. bangunlah cinta...Jagalah KOMITMEN awal.

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Perbaiki niat terlebih dahulu karena nikah jadi rezeki jika niatnya benar..
Janganlah mencari istri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita.
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.
Karena keluarga bukanlah aku dan kamu tapi kita..

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua si gadis, tapi meminta kepada Allah SWT melalui wali si gadis. Minta ke Allah pertanggung jawabannya berat karena bukan hanya di dunia, sampai di akhirat pun tanggung jawab masih di pundak suami..
Begitu juga wanita saat menerima lamaran berarti kerelaan hati untuk bertanggung jawab demi mendapatkan ridha Allah lewat ridha suami, yang kedudukannya setelah menikah lebih dari ridha orang tua...

3. KETIKA MENIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di hadapan Allah SWT. Artinya anda mengucapkan ikrar untuk saling menjaga dan saling menyelamatkan diri dari api neraka di hadapan Sang Khalik..

4. KETIKA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tetapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri. Tapi jika jalan itu dilalui dengan bergenggaman tangan saling mensupport satu sama lain maka duri setajam apapun bisa disingkirkan..

5. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan. Karena pasangan diciptakan untuk saling melengkapi. Jika salah satu menjauh maka yang lain mendekat. Jika yang satu mendekat maka yang lain merapat. Karena jika keduanya makin menjauh maka rumah tangga yang sudah oleng akhirnya dikaramkan bersama...

6. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada suami/istri dan anak Anda, tetapi cintailah istri atau suami Anda 100% dan cintai anak-anak Anda masing-masing 100% karean Allah SWT. Karena cinta itu rezeki Ilahi dan akan bertambah jika terus diberi (bagi). Tak ada diskon untuk cinta buat keluarga, porsinya harus sama...dan semua itu dibuat dalam koridor ibadah pada Allah SWT.

7. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan Anda.

8. KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu ada saat suami dan anak-anak butuh support dan ketegasan..

9. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak dan tak segan meminta maaf jika dirinya bersalah pada anak-anaknya. Jadi orang tua yang bijak bukanlah yang arogan karena merasa diri lebih tua dan mensupport anak-anak. Tapi yang tahu menempatkan posisinya di hadapan anak..

10. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orang tuanya, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya, merasa diabaikan dan tidak dicintai. Pastikan bahwa anak-anak dicintai dan diperhatikan sesuai porsi yang benar..

11. KETIKA ADA 'PIL'/ Pria Idaman Lain.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat, yang meskipun pahit bisa menyembuhkan sementara pil sebagaimana tampan, baik hati dan menawannya dia tetaplah racun yang bisa membunuh kelanggengan rumah tangga dalam seketika..

12. KETIKA ADA 'WIL'/ Wanita Idaman Lain.
Jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati. Meskipun si WIL jauh lebih cantik, menawan dan menggembirakan hati bisa membahayakan iman dan jatuh ke lembah zina. Taubatlah sebelum terlambat atau menghalalkannya lewat izin isteri..


13. KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga yang berada dalam proses pertumbuhan menuju keluarga yang banyak rezeki, bahagia dunia akhirat...


Wallahu alam...

Doa Siapa Saja yang Diijabah Allah?

ARTIKEL KE 890  

Teruslah berdoa

Menjawab pertanyaan di atas, doa siapakah yang diijabah Allah?...ya doa semua orang yang memohon kepadaNYA. Gak ada doa yang dicuekin, semua dijawab tapi tentu dengan cara Allah dan pada waktu yang diinginkanNYA.


Para cendekiawan Muslim ngajarin kita bahwa kalo doa mau diijabah, itu harus memenuhi ketentuan berikut ini:

1. Tulus ato ikhlas...
Doa mbok ya jangan kesusu, jangan keburu-buru....
Jangan hantam kromo yang penting keucap aja..kebaca aja atau ngikutin doa yang populer...
Pelan-pelan aja, keluarin dari lubuk hati yang paling dalam.
Minta sama Allah dengan pengharapan bakal dikabulkan..kalo perlu meneteskan air mata pasrah mengakui kelemahan diri dan kerentanan atas masalah dan bergantung penyelesaiannya pada Allah SWT.
Ketulusan dalam berdoa. Ini adalah kondisi paling penting. 

2. Tobat dulu
Gak ada manusia yang bersih dari dosa. Sebelum ngajuin proposal dalam bentuk doa kepada Allah kita kudu mohon ampun dulu atas dosa dan kekhilafan yang terlanjur terbuat dan kembali kepada Allah. 
Sebenarnya, dosa adalah salah satu alasan utama mengapa doa-doa terblok, bukannya gak dijawab cuma keblok aja dulu karena ada dosa yang membatasinya, jadi kudu cepat-cepat bertobat dan mencari pengampunan sebelum berdoa. Imam Ali berdoa seperti ini: "Ya Allah, ampunilah aku atas dosa-dosa yang membatasi dan memblokir doa, Ya Allah, ampunilah aku atas dosa-dosa yang menjatuhkan kejahatan."

3. Pake etika..
Yang namanya minta pasti ada etikanya, gak asal komat kamit kek baca mantra.
Bersuara lembut dan merendahkan diri, berharap pahala Allah dan takut akan hukuman-Nya. Ini adalah semangat dan tujuan doa. Allah berfirman: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. ”[al-A’raaf 7:55].
Allah sendiri lho yang minta kita berdoa pake etika yaitu suara dilembutin gak usah pake teriak, pasti Allah denger karena Dia Maha Tahu. Juga dengan kerendahan hati. Bukannya nuntut segera diijabah, " ya Allah beri aku jodoh yang cakep dan rezeki yang banyak, segera gak pake lama ya Allah." Gak usah ngatur-ngatur Allah karena Dia tahu apakah kamu pantas diberi dan kapan kamu akan diberi. 

4. Berdoa setiap saat.
Doa gak boleh pilih kasih, waktu lagi susah malah banyak berdoa sementara setelah senang udah amnesia, merasa gak perlu doa lagi kan udah hidup nyaman.. Emang Allah kita anggap apa? Kantong ajaib Dora Emon? Naudzubillah.
Perbanyak doa justru di saat lapang bukan hanya di saat susah aja. Nabi SAW bersabda: "Ingatlah Allah selama masa kemudahan dan Dia akan mengingat Anda selama masa kesukaran."

5. Memuji Allah
Sebelum doa, kudu zikir dulu memuji dan mengagungkan namaNYA.
Mencari untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memanggil-Nya melalui Nama-Nama Terindah-Nya pada awal doa atau di akhir. Allah berfirman: “Dan (semua) Nama-Nama Yang Paling Indah adalah milik Allah, jadi panggillah Dia oleh mereka” [al-A’raaf 7: 180].

6. Waktu mustajab
Memilih waktu yang tepat dan tempat untuk doa: Di antara waktu terbaik adalah waktu sebelum fajar (fajar), sepertiga terakhir malam, jam terakhir Jumu'ah (Jumat), ketika hujan turun, dan antara Adzan dan iqamah.
Di antara tempat-tempat terbaik adalah masjid pada umumnya, dan al-Masjid al-Haraam [di Mekah] khususnya, Masjid al-Nabi di Madinah, tempat di bawah makam Imam Hussein (AS),  dan sebagainya.

Alasan mengapa  doa seseorang tidak dijawab mungkin karena dia telah melakukan sesuatu yang dilarang Allah, seperti memiliki kekayaan lewat jalan haram - makanan atau minuman atau pakaian atau kendaraan, atau dia telah mengambil harta secara haram, melakukan pekerjaan yang dilarang, atau noda dosa masih ada di dalam hatinya, atau hatinya telah menghitam tak bisa menerima kebaikan lagi. Ini adalah beberapa alasan mengapa Allah tidak menanggapi doanya. Sungguh, jika dia menyesal dan bertobat dengan tulus, Allah akan menghapus semua dosa-dosa tersebut.

Jika ingin doa diijabah pastikan bahwa:

1- Doa Anda tidak berarti membahayakan siapa pun.

2- Anda harus yakin dengan doa Anda.

3 - Anda harus berbuat baik dengan hidup Anda.

4- Bekerja, jangan hanya berdoa berharap keajaiban, berusahalah untuk tercapainya doa itu.

Doa seharusnya mengubah Anda dengan meningkatkan kerendahan hati Anda, mengurangi ego Anda, membuat Anda lebih dermawan, lebih berhati-hati dan gigih dalam tujuan Anda, dll. Jika Anda berdoa dan Anda tidak berubah maka doa itu gak ngefek dalam hidup anda...

baca: diguyur rezeki dengan doa

Wallahu alam..

Guru Banyak Rezekinya

ARTIKEL KE 888  

UNTUK PARA GURU  

Setiap kesempatan reuni dan bertemu lagi dengan para guru yang ngajarin saya di sekolah menengah dulu, selalu terbetik pertanyaan ini "kenapa Sang Guru awet muda?". Dari jaman saya sekolah dulu sampe sekarang penampakan mereka gak berubah paling hanya rambut yang tadinya hitam kini sudah berhias uban disana-sani..
Sampe kemudian terselip jawaban ini..
Mungkin karena selalu bekerja dengan penuh kebahagiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang beraneka ragam.. Ada yang nakalnya gak ketulungan, ada yang jail dan ada pula yang berhias sejuta masalah. Siswa yang baik-baik kek saya gak usah disebutin kali ya...gak penting hehehe...


Kalo hidupnya berhias kebahagiaan dan ketulusan mendidik sekian banyak anak murid, tamat sepuluh datang seribu, pasti para guru ini selamat dunia akhirat..
Kenapa Sang Guru selalu selamat?
Karena tiap pagi saat menyambut anak didiknya dengan antusias siswa akan menyapa dengan ucapan 
Assalamu'alaikum/selamat pagi"...yang merupakan doa keselamatan?? " Bayangkan kalo hal ini terjadi setiap jam pelajaran dan setiap hari kali berapa orang siswa...amazing kan??

Kenapa Sang Guru banyak amalannya?
Karena setiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswa.
Tadi kita gak tau baca, gak paham aljabar apalagi rumus fisika dan kimia yang njelimet itu. Lalu kita jadi tau karena ada guru yang "maksain" kita untuk tahu lewat jam pelajaran yang panjang, penjelasan yang luas (panjang x lebar=luas) PR yang banyak dan ujian yang melelahkan..
Bukankah selama ilmu itu bermanfaat mereka akan tetap dapat bagian pahalanya?

Kenapa Sang Guru sangat berjasa?
Bahkan dinobatkan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa..
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya. Yang jadi dokter gak akan pernah buka praktek kalo sebelumya gak pernah diajarin membaca sama guru kelas TK atau guru kelas 1. Presiden Jokowi gak bakal memimpin negara ini kalo waktu kecilnya gak makan sekolahan dan kena didik bapak dan ibu gurunya...
Guru turut andil dan beperan menjadikan seluruh siswanya berhasil jadi orang, apapun profesinya..

Kenapa Sang Guru kelak dijanjikan kebahagiaan oleh-Nya?
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariyah ilmunya yang diamalkan siswanya.
Maka .....
Berbahagialah wahai pembaca yang berprofesi sebagai guru, karena kalian bukanlah semenderita Guru Umar Bakri dalam lagu lawas Iwan Fals, tapi sesungguhnya kalian banyak rezeki. Rezeki para pendidik yang jauh lebih kekal selama ilmunya bermanfaat.Kalian akan dapat kemuliaan di dunia dan akherat. 

Dengan syarat guru menjalankan tugas diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan padanya
Caranya?
  1. Janganlah engkau izin sakit padahal sebenarnya engkau tidak sakit, sengaja gak datang karena malas aja tapi tetep pengen terima gaji. Hal ini bikin guru menggabungkan dua maksiat; dusta dan memakan harta haram. Kalo beneran sakit, buktikan dengan keterangan dokter, gak papalah gaji dipotong/honor gak dapat karenanya. Demi Allah, berkurangnya rezekimu/gajimu dengan ketakwaan dan takut kepada Allah lebih baik bagimu dan lebih kekal daripada rezeki banyak tapi gak berkah..
  2. Tampakkanlah penghormatanmu kepada orang yang ada di hadapanmu dengan menjelaskan keutamaannya seperti para penuntut ilmu. Hal ini bisa mendekatkan jarak untuk sampai ke hati mereka.
  3. Setiap mata pelajaran bisa dikaitkan dengan norma-norma agama kita (Islam). Hanya butuh mencari cara dan metode yang pas.
  4. Setiap menit keterlambatanmu pada jam pelajaranmu dan keluarmu sebelum selesai jam pelajaran. Setiap menit engkau gunakan untuk "ngopi" atau sarapan di luar jam istirahat, itu adalah hak siswa yang akan kau ambil (diminta pertanggung-jawabannya) pada hari kiamat kelak.
  5. Betapa banyak pendidik yang menjadi sebab dalam meluruskan arah kehidupan para generasi muda, sehingga ia pun mendapatkan doa-doa tulus dan kebajikan yang terus mengalir. Yaa Allah anugerahkanlah para guru kami taufiq-Mu.
  6. Siswa belajar banyak hal  dari gurunya selain pelajaran sekolah tanpa ia sadari. Ketidak hadiran guru dalam kelas tanpa ada sebab adalah pelajaran bagi mereka. Mereka menirumu ketika mereka duduk di kelasmu. Maka jadilah contoh yang baik..
  7. Di hadapanmu adalah generasi pelanjut estafet perjuangan, maka tanamkanlah dalam ruhnya semangat kebangkitan. Jadikan ia cinta dengan ilmu. Bangunkan semangatnya. Boleh jadi satu kata darimu bisa mengobarkan tekad dalam dadanya yang tadi padam dan hampir punah, sehingga ia menjadi kebaikan untuk ummat. 

Semoga Allah SWT memberikan kesehatan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan bagi para Guru.... Aamiin yaa Robb...

Wallahu alam

Mengapa Sombong Menghalangi Rezeki?

ARTIKEL KE 883  

MAHLUK PALING HINA

Di sebuah pondok pesantren, terdapat seorang santri yang tengah menuntut ilmu pada seorang Kyai. Sudah bertahun-tahun lamanya si santri belajar. Hingga tibalah saat dimana dia akan diperbolehkan pulang untuk mengabdi kepada masyarakat. Sebelum si Santri pulang, Kyai memberinya sebuah ujian untuk membuktikan apakah ilmu yang dipelajarinya betul-betul bisa dipahami dengan baik.
Pak Kyai kemudian berkata pada si santri.
"Sebelum kamu pulang, dalam tiga hari ini, aku ingin meminta kamu mencarikan seorang ataupun makhluk yang lebih hina dan lebih buruk dari kamu, sehingga kamu yakin kamu bakalan masuk surga dan dia masuk neraka
Si santri sangat paham dengan kyainya, kemudaian berkata dengan yakin,
Tiga hari itu terlalu lama Kyai, hari ini aku bisa menemukan banyak orang atau makhluk yang lebih buruk dari padaku yang bisa dipastikan dia masuk neraka"
Sang Kyai tersenyum seraya mempersilakan muridnya membawa seorang ataupun makhluk itu kehadapannya. Santri keluar dari ruangan Kyai dengan semangat, karena menganggap begitu mudah ujian itu. Apa susahnya mencari mahluk yang lebih buruk darinya..?


Hari itu juga, si Santri berjalan menyusuri jalanan. Di tengah jalan, dia bertemu seorang pemabuk berat. Menurut pemilik warung yang dijumpainya, orang tersebut kerjanya mabuk-mabukan setiap hari. Pikiran si Santri sedikit tenang, dalam hatinya dia berkata,
“Inilah orang yang lebih buruk dariku, setiap hari dia habiskan hanya untuk mabuk-mabukan, sementara aku selalu rajin beribadah.”
Siap-siaplah ia pulang menemui kyainya dan mempresentasikan apa yang ditemukannya.
Tapi dalam perjalanan pulang Si santri kembali berpikir,
" Apa betul pemabuk itu lebih buruk dari aku, sekarang dia mabuk-mabukan tapi siapa yang tahu di akhir hayatnya Allah justru mendatangkan hidayah hingga dia bisa khusnul khotimah, sedangkan aku yang sekarang rajin ibadah, kalau diakhir hayatku, Allah justru menghendaki Suúl Khotimah, bagaimana? Berarti pemabuk itu belum tentu lebih jelek dari aku,”ujarnya bimbang.

Akhirnya dia memutar haluan kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang atau makhluk yang lebih buruk darinya. Di tengah perjalanan, dia menemukan seekor anjing yang menjijikkan karena selain bulunya kusut dan bau, anjing tersebut juga menderita kudisan.
Akhirnya ketemu juga makhluk yang lebih buruk dari aku, anjing tidak hanya haram, tapi juga kudisan dan menjijikkan, ”teriak santri dengan girang.
Dengan menggunakan karung beras, si Santri membungkus anjing tersebut hendak dibawa ke pesantren. Namun ditengah jalan, tiba-tiba dia kembali berpikir..
Anjing ini memang buruk rupa dan kudisan, namun benarkah dia lebih buruk dari aku?” Oh tidak, kalau anjing ini meninggal, maka dia tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukannya di dunia, sedangkan aku harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan selama di dunia dan bisa jadi aku akan masuk ke neraka."

Akhirnya si santri menyadari bahwa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut. Hari semakin sore, si Santri masih terus mencoba menemukan orang atau makluk yang lebih buruk darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak jua menemukannya. Lama sekali dia berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke Pesantren dan menemui sang Kyai.
Bagaimana Anakku, apakah kamu sudah menemukannya?”tanya sang Kyai.
Sudah, Kyai,”jawabnya seraya tertunduk. “Ternyata diantara orang atau makluk yang menurut saya sangat buruk, saya tetap paling buruk dari mereka,”ujarnya perlahan.
Mendengar jawaban sang Murid, kyai tersenyum lega,
Alhamdulillah.. kamu dinyatakan lulus dari ujian ini, anakku,”ujar Kyai terharu.
Kemudian Kyai berkata "Selama kita hidup di Dunia, jangan pernah bersikap sombong dan merasa lebih baik atau mulia dari orang ataupun makhluk lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana akhir hidup yang akan kita jalani. Bisa jadi sekarang kita baik dan mulia, tapi diakhir hayat justru menjadi makhluk yang seburuk-buruknya. Bisa jadi pula sekarang kita beriman, tapi di akhir hayat, setan berhasil memalingkan wajah kita hingga melupakan_Nya. Tak ada satupun manusia yang tahu kita akan berakhir di surga atau nerakaNYA.

Si santri mendapatkan pencerahan dalam perjalanannya mencari keburukan orang lain. Dari persangkaannya bahwa seseorang /sesuatu lebih buruk darinya ia malah menemukan bahwa justru dirinya lah yang lebih buruk karena diselubungi prasangka yang belum tentu benar. Persangkaan inilah yang membuat seseorang menjaga jarak dengan orang lain. Terlalu cepat memberikan kesimpulan dan penilaian atas orang lain. Penilaian yang sangat subjektif berdasarkan arogansi (kesombongan) merasa dirinya LEBIH baik dan orang lain lebih buruk. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk menjauhi prasangka.
Arogansi adalah mekanisme pertahanan yang digunakan untuk menjaga jarak dengan orang lain karena jutaan prasangka yang terbenam di kepala. Kenapa si kaya menjaga jarak dengan si miskin? Karena takut kalo si miskin bakal morotin atau mencuri hartanya. Mengapa si miskin menjaga jarak dengan si kaya? Karena takut si kaya akan menghina dirinya yang tak berpunya dan itu menyinggung harga dirinya. Prasangka yang belum tentu benar..
Benih kesombongan tercipta karena prasangka diri yang lebih dari orang lain...overvalue. Iblis/jin adalah mahluk Allah yang taat tapi akhirnya terlempar dari surga karena merasa lebih dari Adam..


kita semua terhubung ke Sumber yang sama yaitu Allah SWT dan kita semua terlibat dalam pengalaman kolektif yang sama, dilahirkan di dunia ini tak membawa apa-apa dan pulang pun juga tak bawa apa-apa. Di dunia ini kita berbagi rezeki yang diberi Allah SWT, matahari, hujan, oksigen dan kita selain bergantung sama Allah juga benar-benar saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain. Tak ada manusia yang bisa hidup dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Lewat interaksi itulah akhirnya empati dan kasih sayang muncul melalui hati yang jujur melihat kekurangan diri sendiri pada kekurangan orang lain. Kekurangan dan kesalahan yang dimiliki seseorang kita juga punya. Karenanya kesalahan dan kekurangan orang lain adalah cermin diri kita sendiri. Sekali prasangka dihilangkan kita tidak lagi membutuhkan jarak untuk melindungi ego kita sehingga arogansi akhirnya akan hancur dengan sendirinya..

Menjawab pertanyaan di atas, mengapa sombong menghalangi rezeki? Karena sombong itu: 
  1. Menjaga jarak pada Sang Pencipta. Hati dipenuhi prasangka pada Allah atas ketentuanNYA. Jika rezekinya bagus itu dianggap sebagai hasil usahanya, tapi jika rezekinya jelek dia anggap Allah menghinakan dan menjatuhkannya..Sehingga saat sukses dia sombong dan saat jatuh dia protes sama Allah.
  2. Menjaga jarak pada sesama manusia. Rezeki datang dititip Allah pada tangan orang lain jadi tertolak karenanya (baca: kebiasaan yang menolak rezeki).. Dia selalu curiga atas kebaikan orang lain. Dia tak mudah percaya atas bantuan orang lain selalu berpikir pasti ada udang di balik batu. Egonya yang terlalu tinggi membuatnya merasa orang lain selalu ingin memanfaatkannya. Kalopun rezeki itu sampai kepadanya hanya karena Allah yang Maha Pemurah mengizinkannya.
  3. Karena dia terus menjaga jarak dan memblok kebaikan datang sehingga apapun yang diterimanya tak bisa disyukuri secara benar. Tak ada yang sanggup menolak rezeki Allah tapi Dia Maha Kuasa memilih dan memilah siapa yang diberiNYA.. Coba pikir, diantara orang sombong dan ikhlas kira-kira siapa yang dipilih?

Rasulullah SAW bersabda:
Tidak akan masuk kedalam surga orang yang di hatinya ada kesombongan meskipun sebesar biji sawi (HR.Muslim no 91 ).
Itulah sebabnya iblis yang sesungguhnya sangat alim dan sebelumnya taat jadi terlempar dari kenyamanan surga dan ditakdirkan jadi penghuni neraka..karena memiliki perasaan sombong. Bunuhlah kesombongan karena kesombongan hanya membuat kejatuhan dalam lubang yang dalam.

Semoga sedikit ilmu yang di titipkan Allah Subhana Ta'ala dihati kita tidak menjadikan kita sombong dalam segala urusan.
Dan semoga di sisa umur yang Allah berikan dapat kita pergunakan sebaik-baiknya untuk memperbanyak Amal saleh dan bukan hanya di sibukan dengan urusan duniawi belaka dan semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.....
Aamiin Ya Rabbal Alamiin


Wallahu alam..

Mengapa Allah Sibukkan Kita dengan Dunia?

ARTIKEL KE 866  

BILA ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KITA LAGI

Menjawab pertanyaan dari judul di atas, mengapa Allah sibukkan kita dengan urusan dunia?
Bukan hal yang aneh lagi melihat kesibukan manusia mengejar rezeki. Semua mencarinya siang malam, menyibukkan diri mengejarnya demi sebuah kenyamanan hidup yang fana.
Ibadah pun jadi keteteran, kalo pun dilakukan biasanya di akhir waktu, last minute itu pun ala kadarnya. Sekedar melakukan untuk penggugur kewajiban..
Padahal inilah yang nantinya akan jadi bekal yang kita bawa di hadapan Allah.. Tapi apa yang kita lakukan? Menyibukkan diri dengan hal yang fana, yang akan kita tinggalkan dan melalaikan apa yang akan kita bawa..
Perlombaan itu terus terjadi dari dulu sampai sekarang

Mengapa kita disibukkan dengan semua itu?
Mungkin karena Allah bosan dengan tingkah laku kita yang begitu bangga dengan dosa-dosa...
Bila Allah sudah tidak menghendaki kita lagi maka...
Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan dan harta.....
Allah akan sibukkan kita dengan urusan mengejar karir, pangkat dan jabatan.....
Alangkah ruginya karena kesemuanya itu akan kita tinggalkan.....


Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah Subhana Wa Ta'alla dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi. Tentu mereka akan memilih untuk memperbanyak amal ibadah.....
sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia, yang sudah jelas-jelas tidak bisa dibawa mati.....
Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah, beramal dan beribadah kepada Allah..........

Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, jabatan, rumah besar, mobil mewah, rezeki.....??
Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu agama orang lain lebih dari kita.....???
Kita tidak pernah cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita.....
Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, sholat tahajud dan bermunajat kepada Allah.....
Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain setiap hari sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumah kita.....
Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain ganti kendaraan dengan yang lebih mewah.....
Kita cemburu apabila melihat orang lain bisa setiap tahun liburan.....
Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain bergelimang harta, tahta dan wanita.
Cemburu karena dia bisa jadi gubernur, bupati ataupun Walikota.....
Tetapi jarang kita cemburu apabila melihat orang lain yang bisa khatam Al'Quran sebulan dua kali.....
kita jarang cemburu apabila melihat mualaf yang faham isi AlQur'an.....
Kita jarang cemburu apabila melihat orang lain berbuat untuk menegakkan Akidah Islam.....
Kita jarang cemburu kepada orang yang berjihad di jalan Allah.....
Kita jarang cemburu kepada orang yang mewakafkan dirinya dan semua hartanya dijalan Allah......
Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin, tetapi kita telah lupa dengan berkurangnya umur kita.....
maka panggilan Ilaahi pun makin bertambah dekat...
Kita patut bermuhasabah mengenai persiapan ke satu perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama-lamanya.
Karena Hidup di dunia menentukan kehidupan yg kekal nanti di akhirat..........
Sesungguhnya
MATI itu PASTI....
ALAM KUBUR itu BENAR,
HISAB itu BENAR,
MAHSYAR ALLAH itu BENAR,
SYURGA dan NERAKA itu BENAR.......
Penyesalan itu selalu terlambat.......
Menunda taubat menunggu usia tua.....
Itupun kalau masih sempat....
Sebab syarat MATI gak harus tua, gak harus sakit.....
Penyelesaian masalah hidup adalah melalui iman dan amal.
Iman sebesar zarrah pun, Allah muliakan dan balas dengan surganya
"Lalu mengapa kita tak mau menambah bekal hidup kita dengan Iman, Ibadah dan Amalan baik.....??
Mudah-mudahan hidup kita selamat di dunia dan Akhirat dan selalu bermanfaat untuk ummat dan kita termasuk orang-orang yang Allah ridhoi, untuk masuk ke surgaNya.....
‎آمـــــين يا ربّ العالمــين

Wallahu alam..

Mengapa Makkah dan Madinah Jarang Kena Gempa?

ARTIKEL KE 862  

TANAH SUCI DAN GEMPA BUMI  

Ini cerita salah seorang pembimbing haji/umrah yang saya tuliskan kembali di sini..
Beberapa tahun lalu, saya pernah membimbing jamaah umroh seorang muallaf berasal dari Bali yang sebelumnya beragama Hindu. Dia seorang dosen ahli geologi dan mengajar mata kuliah geologi pada mahasiswa di Institut Teknologi Bandung. Dia mengaku bahwa dirinya mengenal karakter setiap batu yang ada di bumi ini. Mulai dari batu karang yang terdapat di dalam samudera, hingga bentuk batu yang berada di atas gunung tertinggi, seperti Himalaya. Singkat kata, semua batu yang ada di dalam dan di atas bumi ia mengenalnya.


Suatu saat, dia meminta saya untuk mengantarnya ke Hajar Aswad, karena ingin sekali dia mencium batu yang banyak dicium oleh jutaan kaum muslimin dari seluruh dunia. Ia pun berhasil mencium Hajar Aswad yang terletak di salah satu sudut (rukun) Ka’bah, yang dinamakan rukun hajar aswad.
Usai keluar dari Masjidil Haram dan kembali ke hotel, ia mengaku kepada saya, bahwa karakter batu ini sangat asing. Sangat berbeda dengan semua batu yang selama ini ia pelajari dan ketahui. Dengan sedikit ilmu yang saya ketahui, saya mencoba menjelaskan, bahwa dalam suatu hadist Nabi saw dijelaskan, bahwa batu itu bukan batu dunia, akan tetapi batu yang berasal dari surga.
 “Jadi, wajar jika karakter batu itu asing buat Bapak, karena ia bukan batu dunia tetapi dari surga” timpal saya menjelaskan keanehan yang ia temukan. Dia pun mengangguk-anggukan kepalanya seperti tanda setuju.

Saat ke Madinah, jamaah kami ajak berkunjung ke Mantiqoh Baydho atau yang disebut Jabal Magnit (saat itu belum ada larangan Pemerintah  Arab Saudi mengunjungi Jabal Magnit). Tempatnya berada 20 km di luar Kota Suci Madinah dari arah Jabal (gunung) Uhud. Di Kawasan Jabal Magnit ini terdapat gunung yang mengandung medan magnet. Untuk membuktikan bahwa Kawasan gunung itu mengandung magnet, supir bis yang membawa kami mendemonstrasikannya. Bis pun bergerak sedikit-demi sedikit hingga meluncur dengan kecepatan 110 km perjam, tanpa digas, dan posisi jalan pun rata (tidak menurun).

Setelah turun dari bis. Muallaf tadi melihat sekeliling kawasan tersebut, lalu dia mengambil setangkai dahan, dan menulis goresan di tanah berpasir, sambil menjelaskan, “Sebenarnya, secara geologis, dataran tanah Makkah dan Madinah ini adalah lempengan yang berpotensi gempa bumi. Dengan karakter tanah dan bebatuan serta perbukitan yang saya lihat, daerah ini sangat berpotensi gempa bumi’. Lalu para jamaah umroh yang mendengar penjelesan itu bertanya, “Lalu kenapa disini jarang terdengar ada bencana gempa bumi dibanding di Indonesia.?” Dia menjawab, “Saya mendengar dari para ustadz, jika suatu daerah dipenuhi dengan zikir kepada Allah swt, maka ia akan terhindar dari bencana alam. Begitu kan ustadz?” sambal melihat ke arah saya. Saya pun mengangguk-angguk tanda setuju.

Dalam sejarah, Madinah pernah terguncang gempa, Khalifah Umar bin Khattab pun mengetukkan tongkatnya ke bumi dan berkata, “Wahai bumi, adakah aku tidak berbuat adil?”. Lalu berkata lantang kepada orang-orang, “Wahai penduduk Madinah adakah kalian berbuat maksiat? Tinggalkan perbuatan itu, atau aku akan meninggalkan kalian.” (Ibnu al-Hajar al-Asqalani, Fath-al Baari IX/244).
Semoga kita semua dimudahkan untuk mengunjungi tanah suci dan merasakan keagungan Allah di sana..

Amin YRA

Wallahu alam..

Azab Kubur Bagi Pelaku Riba

ARTIKEL KE 860  

Menjauhkan RIBA.   

Tulisan lalu mengaitkan bencana dan suburnya praktek riba di lingkungan kita. Artikel kali ini masih terkait dengan riba..
Ceritanya kok mirip-mirip drama sinetron azab membawa sengsara tapi sudahlah..kita ambil hikmahnya saja..
Tulisan ini adalah kesaksian sebut saja A dari seseorang yang meyaksikan azab bagi pelaku riba dengan mata kepalanya sendiri. Saya tak bisa memastikan apakah kesaksiannya hoax ataupun bukan. Intinya pimpinan cabang sebuah Bank plat merah dikabarkan meninggal dunia. Almarhum adalah orang yang terkenal baik, rajin sholat, selalu tahajud (pada waktu fun gathering ke pulau disaat yg lain sibuk karaoke, main musik, main kartu, minum bir, almarhum bertahan di kamar dan tahajud). Pimpinan yang baik di mata anak buahnya, royal dalam berbagi, meninggal dunia di umur yang boleh dikatakan masih muda, 43 tahun.


A dan beberapa teman dari kantor ikut mengantar sampai ke pemakaman di Karet Tengsin depan Citywalk Sudirman.
Alhamdulillah, pemakaman berjalan lancar, lalu doa penutup pun dilantunkan ustadz. Selesai berdoa mereka pun siap-siap beranjak pulang, lalu... masalah dimulai...

Datanglah rombongan jenazah lain menuju lokasi kuburan teman A tersebut, lalu serta merta seorang ibu menghampiri dan bertanya, "Kenapa lubang kuburan anak saya dipakai?".
Subhanallah, ternyata hari itu ada 2 jenazah yang akan dimakamkan, dan jenazah teman A telah salah dimakamkan di liang lahat orang lain.
Keluarga teman A berusaha bernegosiasi agar jenazah kedua bersedia dimakamkan di liang lahat yang seharusnya milik teman A. Tetapi keluarga jenazah kedua bersikukuh ingin agar jenazah teman A digali lagi dan  dipindahkan.
Segala upaya dilakukan tetapi buntu dan pada akhirnya, makam teman A digali lagi... A dan teman-teman yang lain membatalkan diri untuk pulang dan memilih bertahan untuk ikut membantu proses penggalian ulang dan pemindahan jenazah teman A tersebut. 


Proses penggalian pun dimulai, dan subhanallah.. saat liang lahat baru berhasil digali setengahnya, ujung-ujung papan baru terlihat sedikit, mereka semua saling pandang satu sama lain dan merasakan jantung berdegup kencang, karena semua mencium bau khas seperti rambut terbakar, bau sangit seperti ada yang terbakar.
Ibu teman A sontak pingsan saat itu juga dan menimbulkan kekacauan dan teriakan dari ibu-ibu pelayat yang lain.

Penggalian dilanjutkan dan.... Subhanallah... semua melihat papan liang lahat yang sudah menghitam, serta jenazah yang sudah berasap dengan kain kafan yang hangus, dan bau daging terbakar tercium sangat kencang sekali.... semua berteriak subhanallah, astaghfirullah, semua lafadz yang diingat pun dibacakan.... para penggali makam meloncat keluar dari liang lahat lalu berlari menjauh.... ya Allah... teman si A yang rajin sholat dan royal dalam berbagi, baik hati dan disenangi bawahan dibukakan aibnya oleh Allah, dosa apa yang ia pikul sampai ia merasakan dibakar di alam kubur padahal belum 1 jam makamnya ditutup... ?


Keluarga jenazah kedua pun akhirnya merasa bersalah dan mengikhlaskan teman A tetap dikubur di liang lahat itu, lalu, subhanallah.... para penggali kubur cepat-cepat menurunkan tanah tanpa menyusun lagi papan-papan yang sudah menghitam dan sebagian sudah patah-patah serta rapuh.....
Ya, Allah mengazab teman si A, membuka aibnya, dan membuat ia dikubur langsung dengan tanah.... Ya Allah dosa apakah ini..... Allah Maha Pengasih dan Penyayang, ibu teman si A masih dilindungi dari melihat kondisi anaknya dengan cara dipingsankan sebelum penggalian selesai.

Selesai acara penguburan lalu A dan teman-temannya bersepakat untuk belajar mengaji dan mencari tahu dosa apa sampai azabnya seperti itu... satu bulan mereka keliling-keliling mendatangi pengajian, lalu semua sepakat berhenti dari profesinya sebagai karyawan bank. Satu teman mereka sekarang malah menduda karena istrinya menolak dia mengundurkan diri dari pekerjaannya... tapi Allah buktikan janjinya, setelah berhenti kerja, dia sekarang berjualan susu kefir dengan omzet sama seperti gajinya saat dia bekerja sebagai karyawan di bank.... itulah awal mula A mengenal riba dan mengetahui azab bagi pelakunya..


Wallahu alam..

Kitalah Terdakwa yang Sesungguhnya

ARTIKEL KE 859  

Terdakwa Yang Sesungguhnya  

Bisa jadi tulisan ini menimbulkan polemik bagi anda yang tak menyukainya. Lewati saja bila anda tidak sependapat ataupun tidak menyukainya. Karena perdebatan tak akan menyelesaikan masalah..

Artikel lalu berbicara soal bencana, artikel kali ini juga masih terkait dengan bencana tapi dilihat dari segi yang lain..
Bencana silih berganti melanda negeri kita, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia. Karena kebanyakan penduduknya muslim harusnya negeri ini adalah negeri yang diberkahi karena kita punya Allah yang Maha Kuasa, Maha Kaya dan Maha Memberi Kemudahan. Tapi alih-alih rezeki yang datang kok malah bencana? Ada apa dengan negeri ini? Ada apa dengan manusia yang menghuni negara kepulauan bernama Indonesia ini?


Seorang Irene Radjiman bertanya pada gurunya..
"Guru, bagaimana dalam pandangan Islam tentang bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi di negeri ini. Banyak yang mengatakan semua ini azab dan mengaitkannya dengan pelaku musyrik, perzinahan dan penyimpangan seksual. Bagaimana menurut Guru ?"
Sang Guru menghela nafas sebentar sebelum akhirnya berbicara dengan kepala tertunduk. Raut wajah sedih tak dapat beliau sembunyikan.
"Apakah kamu siap mendengar apa yang akan saya katakan ini ?"
"Inshaa Allah siap Guru." kata kami kompak...

Kembali Gurunya menghela nafas.
"Bila bencana dikaitkan dengan azab, apa yang kalian sebutkan itu benar, kelakuan manusia mengundang kemarahan Allah sehingga Allah datangkan azab. Tapi jangan berhenti sampai disitu. Bila memang dikatakan azab maka terdakwanya bukan hanya mereka pelaku musyrik, pelaku penyimpangan seksual dan pelaku zina. Bisa jadi kita adalah terdakwa juga yang turut berkontribusi memancing kemarahan Allah."
Sang Gurupun berhenti sebentar menatap hadirin satu persatu. Wajah mereka masih penuh tanda tanya menunggu kelanjutan kata-kata Sang Guru.
"Mari sejenak kita tengok sejarah. Azab, mushibah, dan bala yang dijlelaskan dalam Alquran memang ada.

1) Umat Nabi Nuh yang keras kepala karena menyembah selain Allah (Dan kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka : QS al-Najm/53:52) dan (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan: QS Hud/11: 25-26). Kaum ini dihancurkan dengan banjir besar dan mungkin gelombang tsunami pertama dalam sejarah umat manusia (Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikitQS Hud/11:40).

2) Umat Nabi Syu’aib yang penuh dengan korupsi dan kecurangan (Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman": QS al-A’raf/7:85Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)". Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan: QS Hud/11:84-85). Kaum ini dihancurkan dengan gempa yang menggelegar dan mematikan (Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya: QS Hud/11:94).

3) Umat Nabi Saleh yang kufur dan dilanda hedonisme dan cinta dunia yang berlebihan (Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin: QS Al-Syu’ara’/26:146-149) dimusnahkan dengan keganasan virus yang mewabah dan gempa (Dan orang-orang yang zalim itu, dibinasakan oleh satu letusan suara yang menggempakan bumi, lalu menjadilah mereka mayat-mayat yang tersungkur di tempat tinggal masing-masing. seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum TsamudQS Hud/11:67-68).

4)  Umat Nabi Luth yang dilanda kemaksiatan dan penyimpangan seksual (Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki". QS.Hud/11:78-79) dihancurkan dengan gempa bumi dahsyat (Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, QS Hud/11:82).

5)  Penguasa Yaman, Raja Abrahah, yang berusaha mengambil alih Kabah sebagai bagian dari ambisinya untuk memonopoli segala sumber ekonomi, juga dihancurkan dengan cara mengenaskan sebagaimana dilukiskan dalam surah Al-Fil (QS al-Fil/105:1-5).

Kebanyakan kita hanya mengaitkan bencana yang terjadi pada peristiwa nabi Nuh dan Nabi Luth. Kita lupa bahwa azab juga Allah berikan pada zaman nabi Syu'aib, nabi Shaleh dan penguasa Yaman.
Pada jaman nabi Nuh prosentase dosa terbesar adalah pelaku kemusyrikan. Pada jaman nabi Luth prosentase dosa terbesar adalah pelaku penyimpangan seksual dan perzinahan. Pada zaman nabi Syu'aib, nabi Shaleh dan Penguasa Yaman prosentase dosa terbesar adalah kaum hedonisme pecinta harta dunia.
Sekarang jujurlah, mari kita buat prosentase di jaman sekarang ini. Mari kita kelompokkan beberapa dosa berikut :
1. Pelaku musyrik
2. Pelaku penyimpangan seksual
3. Pelaku zina : pelacuran dan perselingkuhan
4. Pelaku RIBA

Mari mulai lihat sekeliling kita masing-masing. Ada berapa KK di komplek kalian masing-masing ? (Saya mulai membayangkan di komplek perumahan saya ada sekitar 1000 KK)
Dari sekian KK (1000 KK di komplek saya), ada berapa persen pelaku musyrik ? (Dalam hati saya menjawab, tidak ada, entah kalo yang tidak saya tahu)
Dari sekian KK (1000 KK dikomplek saya), ada berapa persen pelaku penyimpangan seksual ? (Dalam hati saya menjawab, belum pernah tahu)
Dari sekian KK (1000 KK kalo dikomplek saya), ada berapa persen pelaku zina ? (Dalam hati saya menjawab, lokalisasi pelacuran tidak ada, tidak ada diskotik, tidak ada PUB, perselingkuhanpun saya rasa tidak lebih dari 10%)
Dari sekian KK (1000 KK kalo dikomplek saya), ada berapa persen pelaku RIBA ? Untuk pertanyaan yang satu ini gantian saya yang menunduk. Tidak berani menjawab walau hanya dalam hati.
Berarti dosa mana yang berkontribusi paling besar mengundang bencana ? Bila bencana itu dikaitkan dengan azab ?
Guru kembali melanjutkan.
"Manusia itu curang pada Allah ! Berani menggali lubang riba begitu banyak, namun hanya menutupnya dengan secuil sedekah. Melalui bencana ini Allah ingin bicara :
Lihatlah ! Rumah yang kalian cicil bertahun-tahun dengan cara RIBA, mampu AKU luluh lantakkan dalam sekejab !
Lihatlah ! Mobil mewah yang kalian pikir mampu menaikkan gengsi kalian dimata manusia, KU buat tidak berkutik saat KU perintah laut untuk menggulung bumi KU ! (Karena memang saat tsunami kita harus keluar dari dalam mobil).
Harta yang selama ini kalian kumpulkan, dunia yang selama ini kalian kejar tidak mampu kalian gunakan untuk berlindung. Janganlah dulu menuding ke arah sana ! Janganlah dulu menuding kearah mereka ! Jangan-jangan kitalah terdakwa yang sesungguhnya. Yang selama ini diam-diam menyuburkan praktek riba bahkan menjadi bagian darinya... Naudzubillah..

Tulisan ini sekedar sharing pemikiran...
Selanjutnya terserah anda!


Wallahu alam..

Menemukan Karier yang Cocok itu Gampang

ARTIKEL KE 856  

PENDIDIKAN FORMAL YANG BIKIN RUMIT  

Sekarang lagi waktu pendaftaran CPNS, semua orang sibuk mempersiapkan berkas yang dibutuhkan dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes. Sebagian lagi kasak kusuk berusaha mencari koneksi agar bisa lulus lewat jalan pintas meskipun harus menyerahkan sejumlah uang...
Apakah PNS satu-satunya karier yang bisa cocok bagi semua orang?
Betulkah menemukan karier yang cocok itu susah?
Bagaimana cara gampang menemukannya?


Menurut praktisi talent mapping, sebenarnya mengenal sifat, bakat, dan potensi diri adalah sesuatu hal yang lumrah, yang biasa saja, yang sejak dahulu pun orang bisa melakukannya tanpa tergantung pada suatu metode khusus.
Dari dulu orang sudah tahu bahwa mereka yang ramah, supel, dan pandai berteman akan bagus jika mau berdagang. Dengan mudah ia bisa menawarkan barang dagangannya kepada siapapun, dan pembelinya akan dilayani dengan ramah sehingga loyal. beli lagi dan beli lagi ngga pernah bosen.
Dan sebaliknya kita akan mencari mereka yang lebih tekun dan teliti, agak pendiam dan tahan kerja lama sendirian, untuk mengurus keuangan. Jujur itu syarat mutlak, tapi kalau orangnya ceroboh tetap saja keuangan bisa berantakan.
Namun mengapa kebanyakan kita tidak lagi berpikir dengan logika sederhana ini sekarang?


Yang jelas.. sejak pendidikan formal mengajarkan pelajaran yang sama ke semua orang, menuntut semuanya harus bisa dan harus lulus, kita mulai beranggapan "semua pasti bisa kalau mau belajar" dan tidak sadar bahwa "bisa belajar teori dan tampak pandai saat mampu menjawab soal ujian" itu masih sangat jauh berbeda dengan "dapat bekerja dengan kualitas tinggi yang konsisten, menikmati pekerjaan serta benar-benar semangat dan bahagia menjalaninya".



Pendidikan Formal membuat kita tidak bisa lagi membedakan antara *bagus di ujian* dan *bagus di pekerjaan*. Dan sayangnya, tahun-tahun awal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi diri seutuhnya habis digunakan untuk belajar teori saja, yang sebagian besarnya ngga kepake dalam kehidupan nyata kita masing-masing.

Jadi sebenarnya kita perlu kembali menyederhanakan persepsi kita. Kita perlu sedikit berjarak dari kerumitan pendidikan formal agar bisa kembali melihat pendidikan dan proses tumbuh kembang secara menyeluruh dan alamiah.
Mungkin setelah itu kita bisa jadi lebih rileks dan optimis tentang pengembangan potensi dan pencarian jalan karir. Karena sesungguhnya mencari karir yang merupakan tugas kehidupan dan jalan amal kita tidaklah sulit. 
Allah sudah memberikan petunjuk dan tanda-tandanya pada diri kita sendiri dan di alam lingkungan sekeliling kita. Tinggal kita bisa menemukan dan memanfaatkannya..


Wallahu alam..

Alam Tak Pernah Salah

ARTIKEL KE 853  

Jangan Menyalahkan Alam!  

Masih lanjutan dari tulisan saya di awal bulan Oktober ini mengenai bencana yang terus menerus menimpa negara kita. Mengapa bencana datang? Apakah benar alam telah bosan melihat tingkah kita yang penuh salah dan dosa sebagaimana syair dari salah satu lagu Ebiet G Ade?
Indonesiaku sayang, Indonesiaku malang. Negeri yang kaya, gemah ripah loh jinawi, jumlah penduduk muslimnya paling besar di seluruh dunia tapi terus didera masalah...Kekeringan yang tak kunjung hilang, krisis yang semakin eksis, bencana yang banyak melanda, kekacauan yang tak karuan dan longsor multi dimensi datang silih berganti. Apakah bumi ini tak lagi layak untuk dihuni? Apakah alam tak lagi bersahabat? Siapakah dalang dibalik kekacauan ini? Apa solusinya?
Allah ta’ala berfirman
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)


Ternyata, manusialah dalang semua kerusakan ini. Bukan alam yang tidak bersahabat atau bumi yang tak layak untuk dihuni. Namun sayang, manusia justru menuding alam seraya berkata, “Bumi tidak layak untuk dihuni”. 
Betul bahwa bumi tak akan layak untuk dihuni bila manusia terus bertahan dengan kepongahannya. Sebaliknya, keberkahan langit dan bumi akan Allah kembalikan tatkala manusia kembali kepada-Nya. 

Tapi, itulah manusia.
Meskipun Allah sudah melarang manusia berbuat kerusakan tapi terus saja dilakukannya..sehingga rahmat Allah menjauh...rezekiNYA jadi tak tergapai...ditunda sampai manusia kembali ke jalannya...

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.(Q.S. Al A'raf : 56)

Manusialah yang mengeksploitasi bumi dan merusak alam. Sadarkah kita dengan hal itu? Kitalah yang tidak bersahabat dengan alam dan kita jugalah yang tidak ramah kepada lingkungan. Kita lebih mementingkan kepuasan nafsu daripada panggilan iman dan rintihan alam. Maha benar Allah yang telah mengabarkan bahwa kerusakan ini akibat ulah tangan manusia.
Lantas, apa kesalahan fatal yang dibuat manusia sehingga bencana terus datang dan berulang? Illegal logging? Penggundulan hutan? Buang sampah sembarangan? BUKAN. Bukan itu semua. Tapi ada kesalahan yang banyak dilupakan manusia.


Apakah manusia lupa bahwa di masa nabi Nuh belum ada eksploitasi alam seperti zaman kita, tapi kenapa banjir bandang datang bertandang? Lupakah kita bahwa di masa kaum nabi Saleh dan nabi Luth belum ada penggundulan hutan dan perusakan alam seperti zaman kita, tapi kenapa gempa yang dahsyat datang mengguncang? Mungkin ada yang berkata, “Itu hanya kejadian alam. Apa masalahnya?.”
Wahai kaum muslimin, siapakah yang mengatur kegiatan di alam ini? Siapakah yang menciptakan alam semesta? Apakah semua terjadi secara alami tanpa ada yang mengatur? Ya Allah… Dimana iman dan pembenaran terhadap Al-Quran? Kemana perginya?
Sadarlah dan percayalah bahwa semua terjadi karena kesalahan yang banyak dilupakan. Apa kesalahan itu? Sikap menentang ketetapan-Nya dan melanggar aturan-Nya. Bukankah Allah telah menyebutkan
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41).
Atau di ayat lain Allah membedakan manusia yang saleh dan yang membuat kerusakan..
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? ( Q.S. Sad : 28).

Allah menegur kita dengan sangat lembut dan sopan. Allah menegur kita melalui seruan azan, tangisan yatim, isakan si miskin, dan deruan angin bencana. Adakah yang mendengar?
Allah timpakan paceklik, tsunami, gempa bumi, banjir bandang dan tanah longsor agar manusia kembali kepada Allah. Allah sangat sayang kepada kita. Buktinya, Allah hanya menghendaki agar kita merasakan SEBAGIAN dari akibat perbuatan buruk yang kita lakukan. Ya, SEBAGIAN dan bukan semuanya.
Sadarlah, sadarlah dan sadarlah.
Mujahid mengingatkan kita semua dengan ucapannya
البهائم تلعن عصاة بني آدم إذا أمسك المطر وتقول : هذا من شؤم ذنوب بني آدم
Saat hujan tak kunjung turun, hewan-hewan ternak melaknat para pendosa seraya berkata, “Semua ini akibat dosa-dosa manusia.” (Tafsir Sirajul Munir: 1/95)
Pelaku dosa menghalangi turunnya hujan. Pelaku dosa membuat murka Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Lalu, apa solusinya?

Hanya ada satu solusi untuk atasi semua bencana ini dan tidak ada duanya. Yaitu mengetuk pintu ampunan Allah dengan istigfar dan taubat. Tatkala tanda kemurkaan Allah mulai tampak, Nabi Nuh berpesan kepada umatnya
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
maka aku berkata (kepada mereka), “mohonlah ampunan dari Tuhan kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya dia akan menurunkan hujan yang deras kepada kalian.” (QS. Nuh: 10-11)


Siapapun kita dan apapun profesi yang kita jalani, percayalah bahwa Allah sangat senang dengan pertaubatan kita. Wahai kaum muslimin, kembalilah ke jalan Allah dan lepaskanlah jubah kesombongan dari diri kita. Apa yang bisa kita sombongkan dihadapan-Nya? Kenapa kita lancang bermaksiat kepada-Nya?
Allah ta’ala berfirman
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), dan Dia Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)
Kita tidak punya apa-apa… Kembalilah… Bertaubatlah… Sebelum semuanya terlambat…

Wallahu alam..

Postingan Populer

 

© 2013 NMEA Web. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top