Tampilkan postingan dengan label Pesan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesan. Tampilkan semua postingan

Motivasi Perbaikan Diri

ARTIKEL KE 889  

Penting untuk Perbaikan Diri

Sudah hampir tengah malam di Taiwan dan saya belum menemukan topik apa yang akan ditulis di blog lancarrezeki.blogspot.com hari ini... Seperti yang sudah saya niatkan sebelumnya bahwa saya akan menulis satu artikel setiap hari sehingga blog ini senantiasa update. Tak masalah jika hanya tulisan singkat sederhana tapi semoga bisa menginspirasi banyak orang..
Karena hidup ini hanya sementara, suatu saat jika kelak tangan saya sudah kaku tak bisa menulis lagi, mata sudah rabun dan otak sudah pikun atau malah saya sudah dipanggil menghadapNYA, tulisan dalam blog ini masih bisa menginspirasi dan insya Allah menghadirkan kebaikan bagi pembaca dan saya sendiri sebagai admin...


Anyway..hidup ini fana..artinya sementara, tak kekal dan akan berakhir suatu waktu..
Semua yang nampak indah di depan mata hanyalah indah yang sementara. 
Uang banyak, rezeki melimpah, keluar masuk mall yang megah, bangunan kantor yang modern..semua itu indah sampai suatu ketika semua berubah...
Masih nampakkah keelokan kota Palu dan Donggala setelah tsunami dan gempa bumi meluluhlantakkanya?.. Betapa banyak korban yang tewas ataupun hilang tak tahu rimbanya.. Sanak keluarga masih banyak yang kebingungan mencari anggota keluarganya..?
Bencana itu telah berlalu..keindahan pun telah sirna..
Yang tersisa hanyalah kenangan dalam hati setiap orang yang menjadi saksi bagaimana alam menghancurkan semua bangunan megah buatan manusia dan menjadikannya rata dengan tanah. Ya..yang abadi adalah kenangan. Bahwa pernah mereka hidup nyaman, mencari rezeki di kota Palu.

Kenangan bisa jadi indah dan bisa buruk tergantung dari sudut pandang mana kita menilainya. Jika kita bisa menerima ketentuanNYA dengan ikhlas maka semua insya Allah menjadi kenangan yang membawa manfaat. Ya..perasaan ikhlas itu gak usah diungkapkan dengan gamblang, karena ikhlas datangnya hanya dari hati. Ikhlas menerima ketentuanNYA adalah keharusan..kita tak ikhlas pun jika Allah berkehendak maka jadilah..!!
Hati yang dipeunuhi ketulusan datangnya dari dalam sanubari..

Kala semua tahu bahwa rezeki yang dicari mati-matian tak kuasa menjadi penolong saat bencana mengancam nyawa. Semua itu tak berarti lagi saat bencana menyapunya dengan mudah.
Tidak mudah mencari yang hilang, butuh kerja keras untuk menemukannya..
Tidak mudah mengejar impian, tapi bukan tak mungkin, sepanjang ikhtiar terus diupayakan dan doa dipanjatkan...
Yang lebih susah adalah mεmpertahankan yang sudah ada.
Rezeki yang diperoleh, jumlahnya kalo bisa terus bertambah minimal stagnan asal jangan menurun aja.. Karena pada dasarnya adalah fitrah kita untuk hidup nyaman sehingga ibadah pun bisa tenang.

Kalo rezeki takkan kemana tapi kalo bukan rezeki, dikejar pun takkan dapat ....
Meskipun sudah tergenggam bisa terlepas juga.
Ingatlah pada pεpatah
Jika kamu tidak mεmiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"
Bεlajar menerima apa adanya dan berpikir positif...*
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan, dan jabatan yang luar biasa,

namun...
Kεtika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pεrgi. Meksi kita punya mobil sebelas biji...
Sehelai bεnang pun tak bisa dimiliki, meski punya banyak kolekasi pakaian berkelas
Apalagi yang mau diperebutkan !!!*
*Apalagi yang mau disombongkan !!!*
*Maka jalanilah hidup ini dεngan keinsafan nurani.*
*Jangan terlalu perhitungan.*
*Jangan hanya mau mεnang sεndiri.*
*Jangan suka sakiti sεsama.*
*Belajarlah, tiada hari tanpa kasih.*
*Selalu bεrlapang dada dan mengalah.*
*Lepaskan beban, hiduplah dengan ceria,*
*Tak ada yang tak bisa diikhlaskan...*
*Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan...*
*Tak ada dεndam yang tak bisa terhapus...*
Jalanilah hidup ini dengan segala sifat positif yang kita miliki... 
Mintalah Allah untuk selalu turur bersama kita. Karena pada Dia ada gairah dan kekuatan yang luar biasa
Hiduplah dalam suka cita penuh rasa syukur... jagalah persaudaraan dan persahabatan... semakin banyak sahabat semakin indah hidup ini !!!*

Wallahu alam...

Jangan Lupakan Palu !

ARTIKEL KE 886  

Tolong jangan lupakan Palu....   

Jangan lupakan bahwa pagi itu ditempat ini, kita membaca berita gempa dahsyat yang mengguncang Palu. Kemudian tidak lama berselang kita juga tahu kalau gempa itu memicu tsunami, banyak orang hilang dan tenggelam...
Kemudian tiba-tiba kita dikagetkan dengan sebuah video amatir yg merekam sebuah hamparan tanah yang bergerak, pohon-pohon diatasnya berjalan, ada sebuah rumah besar yang berjalan dan diikuti tiang BTS yang berpindah tempat. Kemudian kita melihat rumah satu persatu ambruk karena tanah dibawahnya yang berubah menjadi lumpur dan orang-orang panik berlarian menyelamatkan diri dan keluarganya.


Pembaca... Ingatkah bahwa saat itu kita mengira kejadian itu di pantai, air laut naik ke atas... Tapi subhanallah! ternyata itu tanah yang mencair. Kok bisa?! Percaya tidak percaya, video itu kita ulang berkali-kali. Mata kita tidak berkedip, otak berputar, hati berdegup menghayati kengerian orang-orang yang mengalami kejadian itu disana.
Ya Allah bencana apakah ini?! Ada apakah dengan bumi?!
Apakah alam yang salah, sudah bosan dengan tingkah kita yang berlumuran dosa?

Pembaca... Saat ini waktu sudah berlalu semenjak peristiwa itu. Masih adakah kengerian itu di dada? Atau masih terselipkah rasa mencekam itu?!
Duhai teman, tolong saya minta jangan lupakan Palu...
Pada peristiwa itu Allah ingin kita melihat, bukan melalui ayat-ayat suci-Nya karena sedikit yang beriman dan lebih banyak yang tidak.
Pada peristiwa itu Allah ingin kita melihat dengan mata kepala kita,  agar mudah kita mencerna bahwa:
- Kekuatan Allah lah yang tiada terkalahkan.
- Tiada yg sanggup menghentikan kejadian apa pun apabila Allah berkehendak.
- Bahwa dunia ini sangat murah, amalan kita lah yang berharga.

Pembaca,  tolong jangan lupakan Palu...
Di Palu Allah izinkan bumi ini bernafas. Hanya sekian detik semua luluh lantak rata dengan tanah.
Belakangan akhirnya kita tahu:
- Ada pesta di Palu, pesta  kesyirikan, ada musik, tabarruj, wanita-wanita menari.
- Judi dan zina di Petobo
- Bahkan LGBT kongres di sana.

Pembaca.. Kalau masih ada dari yang;
  • Masih melakukan kesyirikan, menyembah kuburan, memberikan sesajian kepada laut, gunung, air terjun, mau bangun gedung, rumah, jembatan menanam kepala kerbau,  minta kesembuhan dengan memotong ayam hitam kemudian bangkainya di buang ke air terjun atau tempat tertentu, pesugihan, maka tinggalkanlah karena kesyirikan sebab utama bencana...
  • Mengaku muslim tapi tidak shalat atau shalatnya bolong-bolong, mulai sekarang jaga shalat kalian. Jangan mengentengkan dan meremehkan shalat.
  • Gemar berzina, zina mata, tangan atau kemaluan, selingkuh atau berpacaran maka sudah waktunya sekarang kita tinggalkan itu semua.
  • Masih ada yang suka dugem, ke diskotik, bercampur baur laki perempuan tanpa ikatan, tanpa batasan, minum minuman keras, narkoba, sekarang lah saatnya kita bangkit selagi masih diberi kesempatan. Jangan tunggu besok atau nanti, karena tidak seorang pun dari kita tahu apa yang akan terjadi sesaat lagi.
  • Teman-teman yang masih bermain dengan riba, bekerja di lembaga ribawi, atau terlibat transaksi riba, mari kita tinggalkan itu semua karena Allah telah mengumumkan peperangan kepada kita jika kita tidak meninggalkannya.
  • Teman-teman muslimah yang masih menanggalkan hijabnya, enggan berjilbab, gemar bersolek, menampakkan auratnya, mengenakan pakaian ketat, atau tipis, tidak adakah rasa iri dihatimu kepada saudari Winda yang jasadnya ditemukan masih lengkap dengan hijabnya?! Jasadnya masih lemas dan tidak berbau meski sdh 14 hari tertimbun reruntuhan. Cadarnya melekat diwajahnya sampai-sampai tim SAR sungkan melepas penutup wajahnya. Dia mulia hidup dan matinya.

Teman-teman... Saya tahu yang paling berat memang meninggalkan musik. Dulu pun saya seperti tidak percaya bahwa Islam mengharamkannya,  tapi saat Allah jadikan kecintaan kepada Al Quran di dalam dada kegandrungan kepada musik akhirnya banyak berkurang. Karena tidak akan bertemu kecintaan kepada musik dgn kekhusyuan mentadabburi Al Quran.
Saya yakin, saat ajal nanti tidak satupun dari kita yang ingin diperdengarkan musik dambaannya, biduan idolanya. Saat itu satu-satunya keinginan kita, "Oh andaikan semasa sehat dulu kita menjadi ahli Quran."
Tapi bagaimana bisa itu terwujud jika sampai sekarang tidak ada keinginan kita berlepas dari musik.

Pembaca....tolong jangan lupakan Palu. Itu cara Allah menegur kita agar segera kita kembali kepada-Nya. Bertaubat dari segala macam dosa, bersemangat mempelajari agama-Nya dan mengamalkannya.
Ya Allah, kami tidak tahu harus sedahsyat apa lagi teguranmu kepada kami jika gempa mengerikan di Palu kemarin belum juga menggugah hati ini, menggerakkan diri ini utk memohon ampunan-Mu.

Semoga dengan adanya tulisan sederhana ini ada hati yang terketuk dan segera kembali bertaubat kepada Allah. Semoga Allah jauhkan kita dan negeri ini dari bencana dan musibah yang mengerikan dan semoga Allah kembalikan kedamaian dan ketentraman di negeri ini sebagaimana masa-masa kecil kita dulu.
"Allah sekali-kali tidak membinasakan satu negeri dengan zalim sedangkan penduduknya melakukan perbaikan-perbaikan."

Wallahu alam

Renungan Buat yang Lagi Kesusahan Rezeki

ARTIKEL KE 885  

RENUNGAN HARIAN  

Buat kamu yang ngerasa rezekinya lagi susah pake banget, coba deh sejenak renungi tulisan ini...
Seorang pria kaya, yang kebetulan salah satu usahanya terancam bangkrut memandang keluar jendela dan melihat seorang laki-laki mengambil sisa-sisa makanan dari tong sampah dan memakannya.
Ia mengatakan pada dirinya, syukurlah aku gak miskin dan gak pernah kekurangan makan.
Si miskin habis makan makanan sisa tersebut lalu memandang sekelilingnya dan melihat seorang pengemis menadahkan tangan demi sebungkus nasi.
Ia bilang, syukurlah saya miskin tapi gak jadi menghinakan diri dengan mengemis.
Si pengemis tadi memandang ke depan dan melihat ambulans yang membawa pasien yang keliatan lemah gak berdaya dia berkata, syukurlah saya gak sakit.
Kemudian orang sakit tadi, sesampai di rumah sakit melihat suster mendorong troli mayat ke kamar mayat. Ia mengatakan, syukurlah saya masih  hidup...


Ternyata, memang hanya orang mati saja yang gak bisa bersyukur.
Terlepas dari kemalangan dan kesusahan yang dialami selalu saja ada orang yang kurang beruntung dari kita. Karena itu agama ngajarin kita selalu melihat ke bawah agar kita selalu bisa mensyukuri apa yang kita miliki. Bisa jadi yang kita miliki itu adalah impian buat orang lain.

Mungkin ada yang bilang...emang enak klo cuma ngomong, habis gak ngalamin sih! Rezeki dari ke hari makin susah dicarinya, udah usaha maksimal tapi tetap aja susah, mo nyuri tapi takut dosa..
Coba tanyain sama diri, apa bener usahanya sudah maksimal? Terus kalo memang sudah maksimal apa dikawal dengan doa kepada Sang Pemberi Rezeki? Kalo memang sudah usaha maksimal dan sudah dikawal dengan doa apa semua itu sudah diakhiri dengan tawakkal? Tawakkal itu menyerahkan pada Allah hasil akhirnya dan ikhlas menerima ketentuannya, bagus ataupun jelek. Jangan hanya ikhlas menerima ketentuan yang bagus yang buruk ogah, itu mah bukan tawakkal. Setelah ketentuannya ikhlas diterima masihkan bersyukur...??

Daripada ngabisin umur buat ngeluh dan protes kenapa gak mulai bersyukur karena hari ini Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup?
Kalo masih hidup artinya masih belum tuntas rezekimu dibagi. Masih ada esok atau lusa rezeki akan datang..
Kalo rezeki gak datang dalam bentuk materi, mungkinkah rezeki datang dalam bentuk keselamatan dari kecelakaan, terbebas dari bencana atau diangkat kegalauannya..? Coba renungkan...kamu mungkin gak nyadar aja bahwa sebenarnya rezekimu banyak...
Trus syukur apakah hanya di mulut saja? Ngucapin alhamdulillah trus selesai..??Nggak..
Berbagilah syukur dengan orang lain dan biarkan mereka tahu bahwa Allah juga mengasihi mereka. Bukan dalam bentuk syukuran, nyiapin makanan dan ngundang orang buat makan-makan... Tapi lebih patut jika yang diundang makan adalah orang miskin, gelandangan, anak yatim ataupun orang jompo pokoknya yang jarang makan layak (bukan enak ya..) karena gak punya duit buat beli...

Untuk mengaktifkan rasa syukur, sesekali kita perlu berkunjung ke 3 lokasi:
1. Rumah Sakit,
2. Penjara
3. Kuburan

Di Rumah Sakit, kita akan memahami bahwa tidak ada yang lebih indah daripada KESEHATANOrang sakit siap membayar jutaan bahkan milyaran dengan jaminan kesembuhan. Karena uang bisa dicari kembali sepanjang tubuh sehat. 
Di dalam Penjara, kita akan melihat bahwa FREEDOM / KEBEBASAN adalah hal yang paling berharga. Kalo tak bisa dapat putusan bebas mereka pun bersedia membayar kalo perlu menyuap sipir atau kepala penjara demi sedikit kenyamanan hidup di balik jeruji besi.
Di Kuburan, kita akan menyadari bahwa hidup ini tidak berarti apa-apa.. Karena Tanah yang kita pijak hari ini akan menjadi atap kita di esok hari.

Karena itu, lupakan kesedihan dan bangkitlah. Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Hidup ini memang butuh masalah, bukan untuk menjatuhkan tapi untuk menguatkan. Mari kita tetap rendah hati, jangan sombong, dan selalu bersyukur atas KaruniaNYA.
Untuk itulah saudaraku, selagi kita masih diberi waktu dan kesempatan, perbanyaklah BERBUAT BAIK,
jangan SUKA MENYAKITI dan
jangan SUKA MENGHINA orang lain.
Hendaknya selalu bersyukur apapun keadaan Kita.
Selalu RUKUN dengan keluarga, tetangga, teman dan sahabat karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali ke asal yang abadi..

Wallahu alam..

Hargai Setiap Momen

ARTIKEL KE 879  

Orang terkasih itu rezeki  

Masih terkait dengan tulisan lalu tentang musibah jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakata-Pangkal Pinang.
Ajal memang tak pernah diduga..
Tiba-tiba saja datang menjemput, siap ataupun tidak..
Karena itu manfaatkan setiap momen dengan orang terkasih (isteri, suami, anak-anak, orang tua, keluarga, kawan, kolega) yang dianugerahkan Allah pada kita. Mereka ini adalah rezeki dariNYA yang dihadirkan untuk melengkapi hidup kita..bukan tanpa maksud Allah mengirim mereka untuk berada di samping kita.


Karenanya pada anda yang malam tadi malah berdebat dengan istri. Merasa capek mendengar keluhannya ataupun omelannya yang tanpa henti. Membawa rasa kesal itu dalam tidur, sehingga emosi belum reda saat pagi tiba..
Pasang muka cemberut saat dia menyuguhkan kopi  dan sarapan pagi..
Anda merasa isteri tak menghargai usaha dan kerja keras anda mencari rezeki untuknya dan anak-anak. Kerja keras dan usaha anda hanya dibalas dengan keluhan dan omelan...
Anda penat dan dia seolah tak peduli itu..
Maafkan dia, peluklah dan cium keningnya sebelum pamit berangkat mencari rezeki pagi ini.
Karena bisa jadi,
Inilah waktu melihatnya terakhir kali..
Jangan sampai anda seperti lelaki ini..yang dipenuhi penyesalan seumur hidup.


Pada anda yang hari ini masih ngambek sama suami karena seolah-olah dia tak peduli dengan anda. 
Enggan mendengarkan keluh kesah anda yang seharian mengurus rumah dan anak-anak. Kekesalan itu terus memuncak sampai anda menyuguhkan kopi dan sarapan untuknya.
Maafkan dan peluklah suami anda, cium tangannya dan minta ridhanya sebelum dia berangkat mencari rezeki pagi ini..
Karena anda tak pernah tahu apakah hari ini dia masih kembali seperti biasa?
Atau Allah menakdirkan lain...


Pada anda yang akhir akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan setiap hari mencari rezeki, pergi pagi pulang sore, nyambi dua tiga pekerjaan, tapi tetap pusing membayar tagihan  yang tak pernah cukup. Belum lagi rongrongan orang tua dan saudara yang tak pernah berhenti minta uang. Diam diam anda mengutuki mereka, orang tua dan saudara-saudara yang tak juga berubah, terus menjadi parasit bagi hidup anda..
Istighfarlah...
Rezeki banyak, harta melimpah, uang tak pernah kurang belum tentu jaminan kecukupan.. 
Karena kecukupan itu dari hati bukan dari luar diri..
Dan mengutuki nasib, orang tua dan saudara tak akan membuat perubahan..
Mengutuki nasib berarti mengutuki Sang Pencipta
Tidak menerima takdirNYA dengan hati lapang..
Istighfarlah...
Daripada mengutuki nasib mengapa tidak introspeksi diri, memperbaiki ikhtiar dan kemudian bertawakkal? Apapun hasilnya syukuri karena itu yang terbaik dariNYA.
Bersyukurlah karena masih mempunyai orang tua dan saudara dan masih bisa menyantuni mereka. Bukankah tangan di atas jaub lebih baik dari tangan di bawah? Bukankah perintah Allah agar kita berbuat baik pada orang tua dan keluarga terdekat? Kalo tidak sekarang kapan lagi? 
Jangan sampai esok sudah terlambat..


Bagi anda yang tak pernah puas dengan rezeki yang diberi Allah pada suami sehingga tak bisa bersaing secara materi dengan isteri-isteri kolega yang jauh lebih trendy? Anda memelihara penyesalan dalam hati karena menikahinya yang ternyata membuat hidup anda sengsara dan tak bahagia?
Dia hanya mampu memberikan anda hidup yang sederhana sementara koleganya bisa hidup lebih mewah dan lebih terpandang. Padahal dari segi kemampuan anda yakin suami anda tak kurang suatu apapun...
Istighfarlah...
Sambutlah ia ketika pulang nanti.
Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji dan rezekinya. Ucapkan terimakasih dengan tulus hati.
Karena anda tidak pernah tahu...
Bisa jadi untuk melakukannya esok, anda tak lagi punya waktu..

Bagi anda yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah.  Lalu diam diam, anda simpan rasa itu itu menjadi emosi dan melampiaskannya pada anak-anak yang sejatinya hanya mencari perhatian anda..membuat mereka masuk kamar dengan mata basah dan hati terluka..
Istighfarlah...
Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.
Saat hendak pergi, dan saat nanti pulang kembali.
Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari harinya pada anda. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik baik binar mata dan ekspresi mereka.
Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,
Besok lusa tak ada lagi kesempatan..untuk melihat binar mata itu..

Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.
Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.
Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.
Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.
Hargai setiap momen yang kita punya saat ini.
Berterimakasih selagi masih ada waktu.
Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.
Berpelukanlah.
Selagi hangat tubuhnya masih bisa terasa.


Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT 610..
Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.
Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur.  Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja mencari rezekiNYA. Menjemput pahala.
Dan ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua hari. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya. 

Kita betul betul gak pernah tau.
Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, adalah salam terakhir buat orang orang tercinta.
Lakukanlah selagi bisa....
Hargai setiap momen
Karena kita tak pernah tahu apa masih bisa menikmati momen itu esok hari..
Orang terkasih adalah rezeki yang dihadirkan Allah dalam hidup kita bukan tanpa alasan..

Wallahu alam...

Lihatlah Ke Bawah

ARTIKEL KE 877  

Lihatlah kepada Orang Yang Berada di Bawahmu  

Cuaca mulai sedikit dingin di Taiwan..
Biasanya pagi-pagi saya mutar-mutar nyari keringat sekitaran kampus, menikmati mentari pagi, mendengar nyanyian burung di atas dahan, mengagumi bunga-bunga yang mekar menawan dan mensyukuri rezeki umur sehari lagi..
Saya bertemu banyak orang, termasuk para cleaning service, orang yang bertugas membersihkan sampah, menyapu dedaunan, memotong rumput, pagi-pagi sudah bekerja dengan rajinnya.. Karena merekalah para student di kampus ini bisa belajar dengan tenang karena kampus bersih...


Anyway..
Berbicara soal syukur manusia memang tidak ada puasnya. Sudah punya banyak barang dan dari luar tampak berkecukupan tapi masih merasa kurang dan masih ingin beli barang lainnya. Mereka tidak jarang membeli barang-barang yang tidak dibutuhkannya. Hanya untuk menuruti hawa nafsunya, "udah cape nyari rezeki kalo gak dibelanjain kan sayang, mana banyak diskon lagi....." Untuk pamer, "Ah si Anu bisa beli tas seharga 500 ribu, saya juga bisa, harga segitu mah keciiil..."
Atau agar bisa tampil kekinian, membelanjakan rezeki bisa dilatar belakangi keinginan mengikuti trend. Mereka memandang para public figur atau kaum sosialita sebagai ukuran keberhasilan/kesuksesan dan semacamnya, sehingga  menggunakan pakaian bermerk, tas ternama dan barang-barang mewah lainnya sebagai pelengkap gaya hidup. Gak salah sih... karena itu hak semua orang buat membelanjakan rezekinya..
Kalo gak mampu ikut-ikutan? Akhirnya hanya bisa bergaya sesuai dompet. Beli tas bermerk tapi palsunya, buatan Cina gak papa lah yang penting Gucci atau LV. Tapi ada yang gak sanggup dan akhirnya nekat melakukan tindakan kriminal, ya nyuri, ya nyopet, korupsi demi memuaskan gengsinya akan gaya hidup "wah"... Berurusan dengan yang berwajib urusan belakangan.. Lolos dari pengadilan manusia mungkin bisa tapi gak mungkin lolos dari pengadilan Allah.
Kalo gak mampu ya...gak usah maksa lah !!

Sebagai seorang muslim dan muslimah sebaiknya kita tampil beda, mengingat pesan Rasulullah berikut ini.
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari-Muslim).
Lihat para tukang becak yang mangkal di pojok gang, atau Mbok Jamu, Mas Gudeg dan Mbak Gado-gado yang jualan di pinggir jalan, gak punya kios dan terpapar matahari dan hujan demi mencari sesuap rezeki dariNYA..


Maka, bersyukurlah dengan apa yang kau miliki saat ini. Tidak perlu iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Tidak perlu juga memaksakan ingin memiliki apa yang orang lain punya. Karena rezeki tiap orang itu berbeda..
Lihatlah orang-orang yang berada di bawahmu. Masih banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Gunakan sebagai sarana instropeksi diri. Dengan demikian kamu akan lebih mensyukuri rezeki yang telah Allah SWT berikan padamu. Kamu tak perlu mengais sampah untuk makan, kamu tak perlu menghinakan diri dengan pakaian kumal dan duduk di pinggir jalan menanti belas kasihan demi sesuap nasi.
Jika ukuran kesuksesan dilihat dari profesi, gak ada orang yang bercita-cita ingin jadi pemulung ataupun pengemis. Apakah takdir yang membawa mereka begitu? Tau gak kalo Allah gak menciptakan kemiskinan? Jika toh ia terlahir dari keluarga miskin usahanya selanjutnya lah yang akan menentukan apa dia bisa keluar dari jeratan kemiskinan atau tidak..
Kemiskinan adalah fenomena yang terjadi hampir di semua belahan bumi ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dari kemiskinan...
Belajarlah mengapa seseorang jadi miskin dan tetap miskin sepanjang hidupnya..supaya kita gak jadi bagian dari kumpulan ini.
Mengapa? Miskin kan bisa mulia? Betul, tapi lebih baik kaya dan mulia kan? Karena si Kaya bisa ikut memberdayakan si miskin yang mulia ini.. Sehingga pahalanya dobel..

Trus gak boleh melihat ke atas nih..?
Memandang orang yang di atas boleh aja, jadikan sebagai motivasi.
Bagaimana mereka rezekinya lebih karena ikhtiar yang jauh lebih keras diimbangi ibadah yang jauh lebih sempurna. Kaya tapi soleh. Sibuk tapi tetap jamaah..tetap baca Quran, tetap puasa sunah, tetap pergi haji dan umrah.
Bagaimana mereka yang bisnisnya lancar jaya karena sedekahnya pun tak pernah lupa...dan jumlahnya gak ala kadarnya..
Beginilah cara bersyukur atas rezeki yang benar.. Melihat ke bawah bukan sekedar mengucap alhamdulillah karena masih lebih baik kehidupannya dari mereka tapi turun tangan membantu. Itu sebabnya Allah melebihkan rezeki kita darinya karena Dia ingin kita ikut peduli memberdayakan si miskin dan si papa dengan rezeki itu...

Syukur akan menambah rezeki..
Gak ada istilah belum kaya trus gak bisa bersyukur, gak bisa membantu, gak bisa ikut peduli? Karena banyak cara yang bisa dilakukan..
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim: 7)
Dengan demikian, dalam urusan rezeki selalu lihat orang yang berada di bawahmu agar matamu terbuka untuk bersyukur dan peduli, bagaimana membantu mereka karena dalam rezeki yang dititipkanNYA padamu ada hak mereka. Silakan melihat orang yang berada di atasmu yang berlebih rezekinya tapi tak pernah lupa berbuat baik pada mereka yang kurang beruntung, jadikan sebagai motivasi dan teladan sehingga kamu kelakpun bisa seperti mereka bahkan lebih baik. Begitulah cara bersyukur atas segala rezeki yang Allah SWT berikan. 
Semoga Allah senantiasa memberi kita motivasi dan kesempatan untuk bersyukur atas rezekiNYA dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Wa Allahu A’lam bis Shawab.
Semoga bermanfaat. 

Rezeki terakhir

ARTIKEL KE 871  

Ibumu... Ibumu... Ibumu

Ada secarik kertas pertanyaan yang ditujukan kepada Ustadz Syafiq bin Riza Basalamah pada kajian "Bangkai Hidup", yang jawabannya mencabik-cabik relung hati terdalam ratusan jama'ah pagi itu... Semua tertunduk , berurai air mata, tersedu-sedu.
Pertanyaan tersebut berbunyi...
"Ustadz, bagaimana cara agar ana yang di Jakarta, tetap bisa bermuamalah dengan baik dengan orang tua ana yang berada di Bogor?"
Ustadzpun menjawabnya ringan dengan diselipi canda khasnya...
"Ya akhi... Bogor - Jakarta itu ada keretanya nggak ya? Ada kan. Masya Allah... Naik kereta kan bisa akhi...
Nggak kayak dulu harus naik unta... Lama sampainya..."
Jama'ah pun tertawa...


Berselang beberapa detik dari gemuruh tawa yang menggema di masjid, mendadak air muka ustadz berubah. Kepala beliau menjadi tertunduk... Matanya terlihat berkaca-kaca. Ustadz teringat sebuah kisah. Kisah nyata...
"Ana mau cerita sedikit tentang sebuah kisah dari Arab... Semoga antum bisa mengambil faidah..."
Beliau pun bercerita...
Ada sepasang suami istri, yang sudah hampir 21 tahun menikah, namun sang suami jarang sekali mengunjungi ibunya... Mereka bertemu pada saat hari-hari raya saja...
Hingga pada suatu malam, sang isteri bertanya, "Wahai suamiku, tak inginkah kau keluar malam ini bersama seorang wanita?"
Sang suami pun terkejut...
"Maksudmu wahai istriku? Seorang wanita? Aku tak mengerti..."
Sang isteri berkata, "Ibumu, wahai suamiku..."
Sang suami pun terdiam. Ia baru sadar, bahwa sudah lama sekali ia tak memiliki waktu khusus dengan sang Ibunda...
Ia pun segera menelepon ibundanya, hendak mengajak makan malam.
Ketika sang anak mengutarakan keinginannya kepada sang ibu, ibundanya terheran-heran...
"Ada apa gerangan anakku? Ada apa? Kenapa tiba-tiba mengajakku pergi?"
Sang anak menjawab, "Tidak ibu. Tidak ada apa-apa... Aku hanya ingin mengajak ibu makan malam. Berdua saja..."
Diseberang telepon, sang ibu sangat terharu... Karena setelah sekian lama, akhirnya ia memiliki waktu khusus bersama anak yang sangat ia cintai...
Sesampai di rumah sang ibu, terlihat beliau sudah berdiri di depan pintu rumah dengan pakaian yang begitu rapi dan senyum yang teramat tulus, untuk menyambut anak tercintanya. Sangat terlihat bahwa, sang Ibunda tak ingin terbuang waktunya barang sedetikpun.


Masuk ke dalam mobil, senyumnya masih terpajang di pipi beliau yang sudah di hiasi banyak kerutan itu. Sang ibunda berujar, "Nak, ibu sangat bahagia malam ini..."
Sang anak membalasnya, "Begitu juga aku ibu...", Sambil mencium tangan sang ibu. Lalu merekapun bergegas menuju sebuah restoran dan berbincang-bincang hingga larut malam. Terpampang sekali ada luapan kasih sayang dan rindu yang tak  dimiliki, bahkan oleh isterinya sekalipun, hanya sang ibu.
Singkat cerita, tak lama dari pertemuan malam itu, sang ibunda pun meninggal dunia...
Ya... Pertemuan malam itu adalah rezeki terakhir mereka bisa berdua.
Sungguh suatu kenyataan yang tak bisa dibayangkan, namun semua ikhlas saat itu, semua ridho dan hanya berharap Allah jalla jalaluhu akan menempatkan sang ibunda tercinta di sisi-Nya.


Beberapa hari setelah kepergian sang ibunda, telepon genggam sang anak berdering...
"Mas, anda sekeluarga diundang oleh seseorang untuk makan malam nanti di restoran kami" ujar seorang pegawai restoran.
Ternyata restoran itu adalah tempat ia dan ibundanya makan malam saat itu.
"Oh begitu...
Kalau boleh tahu, siapa yang mengundang ya mas?" Ujarnya dengan keheranan.
"Seseorang mas," jawab pegawai tersebut.
Iapun datang untuk memenuhi undangan tersebut bersama isteri dan anak-anaknya. Lalu ia bertanya kepada salah seorang pegawai, "Maaf mas, sebenarnya siapa yang mengundang kami kesini? Mana ya orangnya?"
Pegawai itu menjawab, "Sebentar mas, saya tanyakan ke resepsionis".
Tak lama pegawai itu kembali untuk memberitahu nama orang yang mengundang ia sekeluarga. Ia bilang, orang yang mengundang ini sudah memesan sejak jauh-jauh hari...
Dan nama yang diucapkan oleh pegawai restoran itu adalah nama yang sangat tak asing di telinga sang kepala keluarga itu... Bahkan mengalir darahnya ditubuhnya...
Nama itu adalah nama sang ibunda tercinta...

------------
Ya ikhwah, kasih ibu sepanjang masa. Tak tergantikan oleh siapapun juga. Bukan harta yang ia mau, tapi waktu kita yang ia tunggu...
Maka itu, jika rambut ibumu sudah memutih, kerutan-kerutan sudah menghiasi tubuhnya, berkasih sayanglah kita kepadanya...
Jagalah ia selalu. Jangan lupa untuk menghubungi, meski jarak terlampau jauh. Dan do'akan agar beliau selalu dirahmati oleh Allah jalla jalaluhu selalu.


Wallahu alam..

Hati yang Tertipu

ARTIKEL KE 868  

Pesan Cinta untuk Hati yang Tertipu   

Beberapa kali saya menulis tentang media sosial di blog lancarrezeki.blogspot.com ini..
Karena media sosial mulai menjajah keseharian kita..
Kita tak lagi bebas melakukan sesuatu secara ikhlas karena selalu terbetik keinginan melaporkannya di media sosial..
Wall linimasa kita selalu bertanya, "apa yang kamu pikirkan?"
Tinggal ketik beberapa kalimat, upload foto secukupnya maka seluruh dunia jadi tahu apa yang kita pikirkan...


Hidup di tengah trend sosial media cukup menantang..
Seringkali kita terhalang dari kebaikan karenanya..
Hati kita menjadi keras dan condong pada hal-hal yang gak penting dan gak perlu.. Karena kita memfokuskan diri pada hal-hal tersebut. 
Ketika kita diuji untuk tampil eksis dan mengabarkan setiap perasaan yang dipikirkan dan setiap langkah yang kita alami.
Sehabis mengisi kajian, kendaraan yang bocor, sandal yang tertukar dan sendiri di perantuan, seolah memaksa untuk kita kabarkan semuanya.
Ketika ilmu dan kerendahan hati tidak lagi lebih bermakna dari jumlah likers dan followers.
Ketika keluh maupun luka menjadi lebih ringan jika disudahi dengan jempol.
Ketika fatwa ulama kalah rujukan oleh status artis 'dumay'.
Ketika ketaqwaan tidak lagi menjadi privasi diri dan kita merasa baik-baik saja tanpa sedikitpun punya jaminan bahwa semuanya telah diterima.

Belum lagi kekepoan kita dengan status orang lain...
"Wah dapat rezeki nomplok nih guys.".. begitu status kawan kita.
Rame-ramelah komen berdatangan menyampaikan ucapan selamat..
Sebagian yang lain malah berucap iri dengan keberuntungan kawan kita itu..
Ada juga yang sebel dan sibuk menebar kebencian...kok rezeki pake dipamer? Gak berkah tuh...!!
Sementara ada juga yang sibuk mengklik tanda jempol tanpa komen apapun...

Yang lain mengabarkan kalo rezekinya lagi seret dan sedang mengalami ujian yang berat dalam hidup.
Rame-ramelah komen berdatangan menguatkan hatinya, sementara yang lain mengutuknya sebagai balasan dari dosa yang diperbuatnya dan untuk meyakinkan komentarnya dia meminjam ayat-ayat Al Quran..
Saling tuding dan polemik tak berkesudahan pun bisa membumbuinya...

Media sosial memang sesuatu yang melenakan..
Banyak doa yang melayang kelangit, jangan-jangan tidak sampai atau malah jatuh di beranda sosmed.
Banyak amalan yang ingin dibawa ke akhirat, jangan-jangan hanya menjadi penghias dinding akun kita.
Ketika keikhlasan diuji dengan ketenaran dan sanjungan pujian.
Ikhlasnya kemungkinan salah...

Ketika kesederhanaan tidak lagi menjadi takaran untuk kita mengukur kebahagiaan.
Apa yang akan manusia nilai, beri, like dan coment jika kita melakukan ini dan itu.
Mari kita berfikir lebih panjang, merenung lebih jernih. Ridha siapa yang kita kejar?
RIDHA SIAPA YANG ENGKAU KEJAR?
Ridha Allah atau ridha manusia...??
Tanyakan pada diri masing-masing...
Bercerminlah dan tatap wajah di cermin itu...
Tanyakan apa yang dia kejar di dunia ini?
Rezeki?
Bukankah rezeki sudah dijamin Allah?
Jodoh?
Bukankah jodoh sudah ditentukan Allah?
Pekerjaan?
Bukankah pekerjaan tak mendefinsikan diri kita?
Pujian?
Bukankah sia-sia jika hanya mengejar pujian manusia yang kadang palsu?
Jika semua sudah ditentukan bolehkah kita pasrah?
Bolehkah kita menyerahkan hati untuk dunia?
Jika memang demikian berarti benar sudah judul di atas...
Hati kita telah tertipu..
Sampai kita menyadari kesalahan, kekhilafan dan segera mengambil langkah kongkrit untuk kembali padaNYA, pada Allah SWT Pencipta Alam Semesta..

Wallahu alam..

Gembirakan Anak dengan Agamanya

ARTIKEL KE 867  

FITRAH KEIMANAN  

Semangat beragama kita seringkali begitu terburu-buru, misalnya ingin anak cepat taat, cepat hapal Quran, cepat bersyariah padahal iman dan cinta pada agama belum tumbuh .. lalu ?

Seorang teman datang pada saya. Dia tiba-tiba aja nangis setelah kami berpelukan. Dia bercerita dengan penuh kesedihan jika anak ke duanya tak menunjukkan komitmennya pada agama. Sekadar memintanya untuk membaca beberapa ayat Al-Qur’an setelah Maghrib pun ia enggan. Selalu menolak dan lari menjauh.. Padahal sebelumnya ia tak begitu.


“Dulu ia anak yang taat. Telah hafal juz 30 saat berusia 5 tahun... Telah hafal Hadits Arba’in An-Nawawiyah saat berusia 6 tahun... Dan telah disiplin shalat fardhu di usia 7 tahun," kata teman saya sambil terisak-isak.

Saya pun tertegun...  teringat saat-saat itu, saat dada saya penuh rasa iri dengan anak teman ini. Betapa tidak : anak bungsu saya seumuran dengan anak keduanya. Anak-anak saya sangat easy going dan suka jika saya kisahkan tentang bagaimana mencintai Allah lewat cerita-cerita para nabi dan rasul, saat anak teman saya itu telah menghafal Kitabullah...
Anak saya baru sekadar saya ajak mencintai Rasulullah melalui buku cerita kehidupan beliau, saat anak teman saya itu telah kuasai An-Nawawiyah... Anak saya baru saya ceritakan indahnya Islam, saat anak teman saya itu telah menegakkan syari’at Islam di usia yang sangat belia...

baca: tips membentuk anak saleh

Ya... saya dahulukan iman dan aqidah sebelum syari'ah, ibadah atau khuluqiyah. Saya tak ingin anak-anakku bersyari’ah tanpa niat... beribadah tanpa niat... atau berakhlak tanpa niat... Ya, karena tak sah amal mereka tanpa niat yang benar..
Sedangkan niat lahir dari kesadaran, dan kesadaran lahir dari keimanan. Sebagai Muslim saya sadar sekali jika amal harus lahir dari kesadaran, bukan pembiasaan atau conditioning yang ujung-ujungya hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. Dalam psikologi aku tahu, conditioning itu sejatinya untuk hewan. Supaya lebih mudah ditaklukkan dan dipelihara..

Tapi, kenapa saat ini pendidikan iman dan aqidah menjadi anak tiri ? Yang sering saya baca dibrosur-brosur pendidikan Islam saat ini adalah tawaran pendidikan tahfiizhul-Qur’an sebagai anak emasnya, lalu ibadah dan akhlaq sebagai anak kandungnya.
Mungkin karena keberhasilan pendidikan tahfiizhul-Qur’an, ibadah dan akhlaq lebih mudah diukurnya : Bahwa anakku telah hafal 1 juz... bahwa anakku telah benar shalatnya... bahwa anakku telah cium tanganku ketika pulang... Sedangkan iman ???
Banyak yang bilang pendidikan iman dan aqidah itu bukan diabaikan, namun ditunda. Konon karena iman dan aqidah itu abstrak, sedang anak-anak masih berpikir kongkret... Konon karena iman dan aqidah itu kompleks, sedangkan pikiran para bocah itu masih simpel...
Ah, saya tak mengerti. Mungkin karena ilmu saya masih kurang...
Justru yang saya tahu anak-anak itu berpikirnya sangat abstrak, penuh fantasi dan imajinasi... Justru yang saya tahu aqidah Islamiyah simpel, tak seperti aqidah agama lain yang rumit dan njelimet....

baca: kids zaman now itu aset

Mungkin kita banyak lupa bahwa iman itu fitrah, bahwa Allah telah mensyahadatkan kita dan anak-anak kita saat kita masih di alam ruh... Lalu ayahnya telah mensyahadatkannya pula saat ia lahir ke dunia, lewat kumandang adzan di telinga kanannya...



Andai iman dan aqidah telah kita asuhkan saat buah hati belum berusia 7 tahun, tentulah anak-anak kita akan sangat familiar dengannya. Apalagi jika itu dilakukan oleh ayahnya, karena sang ayahlah Sang pendidik Aqidah itu.

Maka, ayahbunda, didik dan hidupkanlah fitrah keimanan ananda sejak ia masih dalam kandungan. Karena satu-satunya yang sudah dapat dididikkan pada ananda sejak dari kandungan hanyalah iman.
Hembuskanlah ke dalam dadanya tentang cinta : mahabbatullah, bukan tentang taat. Karena cinta itulah yang kelak akan melahirkan harap, takut dan taat. Karena cinta itulah yang akan melantunkan kalimat iman yang sempurna : Aku ridha kepada Allah, Islam dan Rasulullah Muhammad SAW.

Dan hanya satu yang akan menumbuhkan fitrah iman penuh cinta itu, yaitu GEMBIRAKAN MEREKA DENGAN AGAMANYA. Sampaikanlah padanya bahwa Tuhannya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang... bukan Tuhan yang suka menghukum kala dia nakal, ini dua pembeda yang sangat jelas, konsep penyayang dan penghukum. Permudahlah, jangan dipersulit... Gembirakanlah, jangan bikin mereka lari...
Penuhilah ananda dengan syukur, bukan kufur... Berbaik sangka dan optimislah, bukan buruk sangka dan pesimis akan rahmatNya... Katakanlah : inilah agama yang memerdekakan kalian dari thaghut dan hawa nafsu. tentu dengan bahasa sederhana yang bisa dimengerti anak-anak..

So...teman saya masih terus terisak dan kami terus lanjut berdiskusi soal anak-anak..
Semoga tulisan ini ada manfaatnya

baca juga : menjadi ortu dunia akhirat

Wallahu alam..

Mencari dan Menemukan Hidayah

ARTIKEL KE 864  

CARILAH HIDAYAH SEBAGAIMANA ENGKAU MENCARI REZEKI  

Setiap Sholat, kita selalu meminta Allah untuk memberikan kita hidayahNya atau petunjuk / jalan yang lurus...
Namun, tahukah kita jika hidayah Allah itu tak datang sendiri tapi harus dicari?
Mencarinya pun tak asal tapi harus disertai ikhtiar layaknya kita berikhtiar mencari rezeki..


Hidayah tidak akan datang jika kita hanya duduk berdiam diri, menunggu hidayah terkirim pada kita...jadi kita tinggal terima aja..
Hidayah gak begitu...
Harus didahului niat baik kemudian ikhtiar untuk memperolehnya...
Hidayah ini penting karena inilah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup  dunia akhirat. Siapa yang gak mau hidupnya selamat dunia akhirat? Siapa yang tak butuh kebaikan dunia akhirat? Non sense lah kalo ada yang bilang gak butuh.. Nah barangsiapa yang dimudahkan meraihnya maka dialah manusia yang beruntung dan tak ada yang bisa mencelakakannya...

Hal ini jelas termaktub dalam Al Quran:

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).

atau di ayat lain...

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).

Tapi kondisinya adalah betapa banyak manusia ketika diajak kebaikan, selalu ngeles dengan perkataan, "belum dapat hidayah". Kenapa belum berhijab? "belum dapat hidayah" Kenapa belum pergi haji padahal mampu? "belum ada panggilan". Padahal hidayah ini kebutuhan kita alias kita yang butuh lho...Itu sebabnya kita gak pernah berhenti minta sama Allah...terus menerus saat kita shalat dan berdoa.... Seperti halnya kita butuh makan dan minum, meski hari ini sudah makan besok pasti makan lagi kan..?? Karena kita butuh untuk bertahan hidup..

Jadi kalo bilang belum dapat hidayah sama saja kita bilang tidak butuh petunjukNYA?? How come? Bagaimana bisa?? Hidup aja kita tergantung sama Allah kok..!! 
Bagaimana mungkin akan dapat hidayah jika ia tidak berusaha mencarinya?
Bukankah dalam sholat dan doa kita pun selalu berkata " Ya Allah, berikanlah saya rezekiMu ". Bahkan sadar ataupun tidak kita meminta rezekiNYA Allah setiap hari paling sedikit 17 kali..
Kemudian setelah itu kita pergi keluar untuk berusaha mencari rezeki, namun mengapa ketika tiba masalah hidayah, kita malah tidak berusaha mencarinya??
Sementara rezeki hanya bagian kita di dunia tapi hidayah/petunjuk akan menuntun kita pada keselamatan dunia dan akhirat..!!

Lalu di mana kita mencarinya?
Carilah hidayah di majelis-majelis ilmu, ilmu dari Al Quran dan Sunnah Nabi yang sahih, kemudian amalkan sedikit demi sedikit ilmu tersebut
Niscaya Allah akan memberikan kita hidayahNya, hidayah berupa bertambahnya amal kebaikan, bertambahnya ilmu yang bermanfaat, hidayah mencintai Islam dan amal-amal kebaikan, membenci kekufuran, kesyirikan serta amal-amal kemaksiatan, hidayah untuk menempuh jalannya orang-orang yang Allah berikan kenikmatan Islam kepada mereka, dari Para Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Semoga Allah memberikan kita hidayahNya dan meneguhkan kita di atasnya hingga ajal menjemput kita.

Wallahu alam..

Buat Para Pendosa

ARTIKEL KE 857  

BISIKAN UNTUK PENDOSA... 

Seminggu gak ngupdate blog karena ada urusan yang menyebabkan saya tak bisa bersentuhan dengan laptop..
Tapi hari ini saya kembali ke laptop karena terinspirasi oleh sebuah tulisan yang menghimbau para pendosa untuk kembali ke jalan Allah..
Jika ingin rezekinya bagus ya...dosanya dikurangi, perbaiki diri dan pantaskan untuk diberi..
Bisa jadi anda menggampangkan dosa karena menganggap itu dosa kecil. Remeh temeh... Jangan salah, dosa kecilpun bisa menenggelamkan rezeki anda.
Karenanya lahirlah tulisan ini yang dibuat sedikit puitis agar lebih mudah masuk ke hati pembacanya..
Semoga bermanfaat terutama buat saya sendiri yang lagi berusaha terus memperbaiki diri.


Teruntuk hamba yang durhaka...
Bertaubatlah, karena maut semakin dekat...
Bisa datang kapan saja dan di mana saja...
Bukankah kita sebenarnya sedang berjalan menujunya..??
Menuju maut yang pasti datangnya?
Berapa banyak waktu yang lewat tanpa memberi manfaat?
Saat hari-hari kita tak berubah menjadi lebih baik
itu artinya kita telah mati 

Apa yang harus kita lakukan?
Tinggalkanlah hawa nafsu yang selalu memfitnah...
Jasad-jasad nantinya akan hancur berkalang tanah...
Malam dan siang berlomba beradu kecepatan...
Waktu terus berlalu dan hari perhitungan semakin dekat
Berapa dosa dan keburukan yang telah dilakukan...
Sanggupkah mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah?

Tapi kita senantiasa mengabaikan...
Sungguh mengherankan, bagaimana mungkin kita yang mengetahui bahwa dirinya akan mati, lalu berani berbuat maksiat kepada Allah...?
Tidakkah bencana yang terus datang menghantam negeri ini karena kita terus bermaksiat dan tak ingat taubat?
Jangan menyalahkan alam karena alam tak pernah salah..
Kitalah manusia yang tak tahu diri..
Sungguh mengherankan, bagaimana mungkin kita berani makan rezeki Allah supaya kuat untuk berbuat kemaksiatan...?
Kita hidup di bumi Allah untuk berbuat kerusakan?

Wahai para pendosa...
Sampai kapan kelalaian ini akan terus berlanjut...?
Kapan kita akan mempersiapkan diri...?
Wahai hamba yang banyak dosa, dimanakah air mata yang mengalir...?
Mengakui kekhilafan dan tersungkur meminta taubat..
Wahai hamba yang memperlihatkan keburukan, dapatkah kita bertahan menerima siksaan Neraka Hawiyah...?
Neraka yang membakar dan meremukkan tulang?
Wahai hamba yang menjadi tawanan kemaksiatan, tangisilah dosa-dosa yang telah lalu dengan air mata yang mengalir deras...sesungguhnya air mata orang yang menangisi dosa-dosanya dapat memadamkan lautan api pada hari kiamat...

Teruntuk buat para pendosa...
Pernahkah memikirkan keadaan di akhirat...?
Pernahkah membayangkan berada dihadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan...?
Pernahkah merenungkan bagaimana nasib kita saat menerima kitab catatan amal...?
Ingatlah, bahwa suatu saat nanti akan datang masa dimana kita menyesali segala perbuatan yang telah dilakukan...
Ingatlah, bahwa Nabi Adam dikeluarkan dari Surga karena satu dosa, sedangkan kita melakukan dan malah terus memperbanyak dosa aneka rupa, tapi ingin masuk Surga...?!
Ingatlah, bahwa hari perhitungan sudah dekat, maka jauhilah segala maksiat...


Sungguh adzab Allah telah dipersiapkan jika kita tak segera kembali kepada-Nya...jangan salahkan DIA jika nantinya kita dilempar ke neraka bersama para pendosa lainnya..
Berdosa itu wajar....karena kita manusia biasa yang penuh keterbatasan..
Yang tak wajar adalah tahu kalo sudah berdosa tapi tak melakukan sesuatu untuk memperbaikinya...
Tak mau mohon ampun, enggan beristighfar apalagi bertaubat...
Seolah menantang Allah...

Mengapa mesti sedih karena banyak dosa?
Bukankah ampunan Allah itu luas..
Janganlah bersedih dengan besarnya dosa, sehingga menghalangi untuk kembali kepada NYA..
Karena segunung dosa bisa dilelehkan oleh taubat...
Maaf Allah itu lebih besar daripada dosa-dosa kita...
Ampunan-Nya itu lebih luas daripada kesalahan kita...
Dan rahmat-Nya lebih cepat daripada adzab-Nya...
Yakini itu...

Manusia yang paling bodoh adalah mereka yang menghabiskan hidupnya dengan lupa kepada Allah, dan mengisi hari yang dilewati dengan perbuatan tanpa manfaat...

اللهم أعزني بطاعتك، ولا تذلني بمعصيتك ، وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوم وَذَنْبيِ زَئِدٌ
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتاكَ ، مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ ، فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ ارْجُو سِوَاكَ

Ya Allah, muliakanlah diriku dengan mentaati-Mu, dan janganlah Engkau hinakan aku dengan bermaksiat kepada-Mu, umurku berkurang setiap hari, sedangkan dosaku selalu bertambah...
Ya Allah, hamba-Mu yang durhaka telah datang kepada-Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu, tetapi jika Engkau menolak, lalu kepada siapa lagi aku mengharap selain kepada Engkau...?

Terimalah taubatku ya Allah..
Amin Ya.. Robbal Aalamin..

Wallahu alam..

Postingan Populer

 

© 2013 NMEA Web. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top