Hargai Setiap Momen

ARTIKEL KE 879  

Orang terkasih itu rezeki  

Masih terkait dengan tulisan lalu tentang musibah jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakata-Pangkal Pinang.
Ajal memang tak pernah diduga..
Tiba-tiba saja datang menjemput, siap ataupun tidak..
Karena itu manfaatkan setiap momen dengan orang terkasih (isteri, suami, anak-anak, orang tua, keluarga, kawan, kolega) yang dianugerahkan Allah pada kita. Mereka ini adalah rezeki dariNYA yang dihadirkan untuk melengkapi hidup kita..bukan tanpa maksud Allah mengirim mereka untuk berada di samping kita.


Karenanya pada anda yang malam tadi malah berdebat dengan istri. Merasa capek mendengar keluhannya ataupun omelannya yang tanpa henti. Membawa rasa kesal itu dalam tidur, sehingga emosi belum reda saat pagi tiba..
Pasang muka cemberut saat dia menyuguhkan kopi  dan sarapan pagi..
Anda merasa isteri tak menghargai usaha dan kerja keras anda mencari rezeki untuknya dan anak-anak. Kerja keras dan usaha anda hanya dibalas dengan keluhan dan omelan...
Anda penat dan dia seolah tak peduli itu..
Maafkan dia, peluklah dan cium keningnya sebelum pamit berangkat mencari rezeki pagi ini.
Karena bisa jadi,
Inilah waktu melihatnya terakhir kali..
Jangan sampai anda seperti lelaki ini..yang dipenuhi penyesalan seumur hidup.


Pada anda yang hari ini masih ngambek sama suami karena seolah-olah dia tak peduli dengan anda. 
Enggan mendengarkan keluh kesah anda yang seharian mengurus rumah dan anak-anak. Kekesalan itu terus memuncak sampai anda menyuguhkan kopi dan sarapan untuknya.
Maafkan dan peluklah suami anda, cium tangannya dan minta ridhanya sebelum dia berangkat mencari rezeki pagi ini..
Karena anda tak pernah tahu apakah hari ini dia masih kembali seperti biasa?
Atau Allah menakdirkan lain...


Pada anda yang akhir akhir ini merasa hidup berat sekali. Kelelahan setiap hari mencari rezeki, pergi pagi pulang sore, nyambi dua tiga pekerjaan, tapi tetap pusing membayar tagihan  yang tak pernah cukup. Belum lagi rongrongan orang tua dan saudara yang tak pernah berhenti minta uang. Diam diam anda mengutuki mereka, orang tua dan saudara-saudara yang tak juga berubah, terus menjadi parasit bagi hidup anda..
Istighfarlah...
Rezeki banyak, harta melimpah, uang tak pernah kurang belum tentu jaminan kecukupan.. 
Karena kecukupan itu dari hati bukan dari luar diri..
Dan mengutuki nasib, orang tua dan saudara tak akan membuat perubahan..
Mengutuki nasib berarti mengutuki Sang Pencipta
Tidak menerima takdirNYA dengan hati lapang..
Istighfarlah...
Daripada mengutuki nasib mengapa tidak introspeksi diri, memperbaiki ikhtiar dan kemudian bertawakkal? Apapun hasilnya syukuri karena itu yang terbaik dariNYA.
Bersyukurlah karena masih mempunyai orang tua dan saudara dan masih bisa menyantuni mereka. Bukankah tangan di atas jaub lebih baik dari tangan di bawah? Bukankah perintah Allah agar kita berbuat baik pada orang tua dan keluarga terdekat? Kalo tidak sekarang kapan lagi? 
Jangan sampai esok sudah terlambat..


Bagi anda yang tak pernah puas dengan rezeki yang diberi Allah pada suami sehingga tak bisa bersaing secara materi dengan isteri-isteri kolega yang jauh lebih trendy? Anda memelihara penyesalan dalam hati karena menikahinya yang ternyata membuat hidup anda sengsara dan tak bahagia?
Dia hanya mampu memberikan anda hidup yang sederhana sementara koleganya bisa hidup lebih mewah dan lebih terpandang. Padahal dari segi kemampuan anda yakin suami anda tak kurang suatu apapun...
Istighfarlah...
Sambutlah ia ketika pulang nanti.
Katakan betapa bersyukurnya memiliki suami yang senantiasa bekerja keras dan menjaga kehalalan gaji dan rezekinya. Ucapkan terimakasih dengan tulus hati.
Karena anda tidak pernah tahu...
Bisa jadi untuk melakukannya esok, anda tak lagi punya waktu..

Bagi anda yang hari ini merasa pusing mendengar berisiknya anak di rumah. Padahal sepulang dari kantor mata rasanya hanya ingin terpejam dan badan butuh rebah.  Lalu diam diam, anda simpan rasa itu itu menjadi emosi dan melampiaskannya pada anak-anak yang sejatinya hanya mencari perhatian anda..membuat mereka masuk kamar dengan mata basah dan hati terluka..
Istighfarlah...
Tersenyumlah lebar buat mereka hari ini.
Saat hendak pergi, dan saat nanti pulang kembali.
Luangkan waktu untuk menatap wajah mungil itu yang bercerita riang tentang hari harinya pada anda. Dengarkan intonasi suaranya. Rekam baik baik binar mata dan ekspresi mereka.
Karena sungguh bukan sebuah ketidakmungkinan,
Besok lusa tak ada lagi kesempatan..untuk melihat binar mata itu..

Kebersamaan menahun seringkali membuat kita lebih mudah mendeteksi kekurangan, daripada menemukan kebaikan.
Lebih lancar memberi kritik, daripada memberi apresiasi.
Lebih cenderung mengeluh. Dan lupa mensyukuri satu sama lain.
Padahal kita tidak pernah tahu kapan kebersamaan ini akan berhenti. Bisa jadi hari ini. Bisa jadi besok. Bisa jadi sebentar lagi.
Hargai setiap momen yang kita punya saat ini.
Berterimakasih selagi masih ada waktu.
Bercanda, berbincang, tertawa..., selagi kesempatan masih ada.
Berpelukanlah.
Selagi hangat tubuhnya masih bisa terasa.


Deep condolence untuk seluruh awak dan penumpang Lion Air JT 610..
Yang diantaranya ada seorang Ayah, yang pagi kemarin baru saja pamit bekerja setelah menghabiskan weekendnya untuk mengunjungi anak istri yang tinggal di Jakarta. Melepas rindu setelah sepekan tak bertemu.
Ada juga seorang Ibu yang semalam masih bercanda dengan putri kesayangannya. Menemaninya tidur.  Lalu paginya berangkat untuk dinas luar kota. Bekerja mencari rezekiNYA. Menjemput pahala.
Dan ada pula seorang lelaki yang baru menikah dua hari. Kemarin pagi mengecup istrinya di bandara. Mesra. Sembari meminta doa. Sebelum terbang mencari nafkah pertamanya. 

Kita betul betul gak pernah tau.
Bisa jadi salam yang kita berikan hari ini, adalah salam terakhir buat orang orang tercinta.
Lakukanlah selagi bisa....
Hargai setiap momen
Karena kita tak pernah tahu apa masih bisa menikmati momen itu esok hari..
Orang terkasih adalah rezeki yang dihadirkan Allah dalam hidup kita bukan tanpa alasan..

Wallahu alam...