Hukuman yang Gak Kerasa

ARTIKEL KE 861  

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA  

Karena begitu gampangnya dan seringnya hati berbuat dosa dan maksiat akhirnya datang hukuman Allah. Hukuman yang gak kerasa karena efeknya tak sedahsyat tsunami dan gempa bumi. 
"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu ialah:  Sedikitnya taufiq (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan" Demikian kesimpulan ceramah salah satu uztad dari pengajian yang saya ikuti..
Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari "kekerasan hatinya dan kematian hatinya".
Bagaimana contoh konkritnya?



1. Allah mencabut rasa senang melakukan ketaatan padaNYA.
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan ketaatan, munajat kepadaNya, merendahkan diri padaNya serta suka menyungkurkan diri di hadapanNya ?
Sadarkah engkau "tidak diberikan rasa khusyu'" dalam shalat?"
Sadarkah engkau, bahwa  beberapa hari-harimu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah"

Begitu banyaknya ayat dalam Al Quran yang menjelaskan keutamaan pembacanya..tapi kita gak ngaruh dengan semua itu...

2. Tak tergerak hatinya untuk melakukan ibadah
Engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, tidak tergerak dengan nasihat tausiyah seakan engkau tidak pernah mendengarnya.
Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang... meski hanya 2 rakaat  serta 1 rakaat witir..
Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan yang bertebaran bonus-bonus  dari Allah seperti : Bulan Suci Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau tak diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya.
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..?

3. Merasakan berat melakukan amalan
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..? Shalat fardhu suka diundur, sedekah suka enggan, puasa sunnah apalagi, karena ukurannya cuma sunnah, gak wajib gitu lho! Atau engkau anggap biasa tanpa mengerjakan amalan utama? Sedangkan umur terus bergerak mendekati ajal yang bisa jadi tak melihat mentari esok pagi lagi... Ajal itu sebuah misteri tapi pasti datangnya...
Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..? Sementara kalo denger lagu-lagu pop, dangdut, hiphop, lidah suka ikutan goyang tanpa disengaja...melantunkan lagu dan puji-pujian buat manusia...??

4. Kalah oleh hawa nafsunya
Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsumu..? Niat kadang muncul untuk melakukan ibadah dan ketaatan, tapi sayangnya semua itu sekedar berhenti di niat saja. Karena eksekusinya tidak ada. Hawa nafsu malah menuntunnya menuju dosa. Dengan kebaikan atau ketaatan merasa berat atau dipaksa ? Kalaupun dilakukan ada unsur riya di dalamnya, pencitraan, butuh pujian manusia.. Lagi-lagi hawa nafsu menang melawan kita..
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini saudaraku..?


5. Mudah melakukan dosa dan maksiat
Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, menyia-nyiakan waktu tanpa amal, menunda amal, dan seterusnya...? Ketemu teman bukannya melakukan amal ibadah atau kegiatan bermanfaat bersama malah melakukan dosa berjamaah?
Jika ada kesempatan berbuat baik malah disia-siakan tapi jika ada kesempatan untuk berbuat dosa tak pernah dilewatkan? Berbohong jadi mudah, nipu itu gak susah, menganiaya dan membunuh itu wajar apalagi cuma korupsi dan menebar riba? Semua itu mudah saja...seolah tak ada jeritan hati nurani yang melarang melakukannya..??

6. Dibuat lupa akan akhirat
Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..? Semangat hedonisme, cinta dunia, materialisme berlebihan menjadi tujuan..
Hari-hari dihabiskan untuk mengejar dunia, menikmatinya, mereguk keindahannya tanpa menyisakan apapun buat akhirat.. Tak ada salahnya menikmati dunia tapi jadikan itu dalam koridor ibadah, mensyukuri nikmatNYA dan memanfaatkan rezeki yang diperoleh untuk memakmurkan bumiNYA bukan malah sebaliknya, mengeksploitasi habis-habisan tanpa peduli efek yang ditimbulkannya bagi orang lain... Yang penting untung dulu di dunia, urusan akhirat mah belakangan aja..

7. Beramal karena ada maunya
Ada lagi yang sukanya beramal kalo ada imbal baliknya. Mau banyak rezeki, mau dapat kerjaan, mau dapat jodoh rupawan, kaya dan soleh solehah, mau gol proyeknya, baru deh sibuk mencari amalan-amalan untuk mempermudah tujuannya. Lagi-lagi tujuannya semua bersifat duniawi. Jika Allah yang Maha Pemurah mengabulkannya dan apa yang diimpikan telah diraih maka berhenti lagi mengamalkan amalan tersebut sampai tiba masanya butuh Allah lagi..
Barulah bersimpuh, memohon agar dimudahkan kembali urusan rezekinya sama seperti sebelumnya. Sadarkah kalo engkau memperlakukan ibadah tidak semestinya? Bukankah ibadah itu kewajiban, tujuan penciptaan manusia? Mengapa engkau melakukannya demi sebuah iming-iming yang fana?

Semua bentuk pembiaran dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau malah tidak menyadarinya.
Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam perbuatan yang sia-sia, enteng melakukan dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban serta amal ibadah...
Karena hukuman yang paling ringan dari Allah terhadap hambaNya ialah: "Hukuman yang terasa" pada harta, atau anak-anak, atau kesehatan.
Sesungguhnya "hukuman terberat" ialah: "Hukuman yang tidak terasa" pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, berat beramal dan tidak merasakan beratnya melakukan dosa.
Karena itu wahai sahabat-sahabatku, "Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar serta membaca firmanNya.. semoga Allah menghidupkan hatimu"

Baarakallah fiikum..

Wallahu alam..