Gedung Tua di Kota Padang yang Hilang di Telan Zaman

Gedung tua yg hilang di telan zaman masih menciptakan rahasia pada kota Padang. Dari beberapa literatur dan buku yg saya baca, terdapat gedung pada zaman Kolonial Belanda sangat krusial dan menunjang aktifitas pemerintahan dan perdagangan pada kota Padang. Sekarang hanya berupa kisah yang tertulis dibuku & cerita berdasarkan nenek moyang atau bahkan dari orang tua sendiri. Saya mencoba buat merangkum beberapa gedung tua di kota Padang Sumatera Barat yg nir dapat ditemukan lagi keberadaannya atau telah berubah fungsi bahkan telah direvitalisasi sebagai gedung baru.

1. Hotel Padang Tempo Dulu

Sebagai kota metropolitan jaman itu kota Padang telah berdiri beberapa hotel dikawasan usaha. Dengan banyaknya beberapa pedagang yg tiba tentu membutuhkan tempat peristirahatan. Kapal uap besar yg merapat di Emma Haven Teluk Bayur tentu akan membawa banyak insan buat melakukan transaksi dagang seperti menurut Eropa & bangsa lainnya.

Tentu beberapa hotel yg beroperasi di kota Padang misalnya Hotel Atjeh, Hotel Kong Bie Hiang, & Hotel Oranje. Namun menggunakan berjalannya ketika hotel orisinil ini telah nir bisa ditemukan lagi dikota Padang.

Hotel Oranje : Terletak pada Jl Gereja bertepatan dengan Hotel Ina Muara. Hotel tempo dulu ini beroperasi pada zaman itu sebagai loka istirahat bagi para saudagar atau Belanda. Hotel ini telah di revitalisasi sebagai Hotel Ina Muara baru yang sudah diangun beberpa tahun yang lalu.

Hotel Oranje 1890

Jalan sepanjang Hotel Oranje & Hotel Atjeh 1901

Hotel Oranje 1900 - 1940

Hotel Oranje 1928

Hotel Oranje 1930

Kitchen Hotel Oranje 1930

Ruang Baca Hotel Oranje

Hotel Sumatera : Terletak kira-kira dekat Penjaga Berok atau Penjara muara sekarang kira-kira tahun 1867.

Hotel Sumatera 1867

Hotel Sumatera 1870

Hotel Ambacang berlokasi di dekat Jl Dobi sekarang, Kondisi gedung hotel tidak kita temukan lagi sekarang & sudah berubah sebagai gedung hotel model baru. Nostalgia melihat gedung lama yg sudah ditelan oleh zaman.

Pasar Ambacang / Hotel Ambacang

Jl Bundo Kanduang tempo dulu

Hotel Central yang terletak pada Jl MH Yamin. Sekarang ditempati oleh Mesjid Nurul Iman & Kodim.

Pagar Hotel Central 1927

Persimpangan Alang Laweh - 1930

Alang Lawasweg Jl Alang Lawas tempo dulu

2. Kantor Pos dan Giro.

Kantor ini terletak di Jl Bagindo Aziz Chan. Terjadinya perubahan gedung termasuk arsitekturnya berdasarkan awal bediri sampai menggunakan sekarang.

Kartor Pos 1910

Kantor Pos 1920

3. Kantor Telekom.

Kantor ini terletak pada Jl Bagindo Aziz Chan. Lokasi ini masih ditempati sang Telkom sebagai tempat operasionalnya. Di lokasi inilah dulu melayani telegraph buat pengiriman informasi sebelum adanya SMS atau media umum lainnya.

Kantor Telekom 1910

Kantor Telekom 1920

4. Stasiun Pulau Aie.

Bangunan ini didirikan dalam tahun 1900 & terletak di jalan Pulau Air, kelurahan Palinggam, Kecamatan Padang Selatan. Bangunan yg memiliki luas 27,50 x 12 m2 ini mempunyai pintu masuk yg berada di tengah bangunan sehingga seolah-olah membagi bangunan sebagai dua bagian. Bagian atas bangunan ditutupi menggunakan atap seng, sedangkan jendela yg masih ada dalam bangunan ini hampir keseluruhan berbentuk persegi. Dilihat dari kesejarahannya diketahui bahwa bangunan ini dahulunya berfungsi sebagai Stasiun Kereta Api yang menghubungkan antara Padang sebagai sentra kota menggunakan Pulau Air yg adalah daerah yg dekat dengan kawasan Muaro (Batang Arau) pantai kota Padang. Sedangkan dalam masa kini bangunan ini telah nir berfungsi sebagai stasiun kereta barah lagi, namun berfungsi menjadi loka tinggal dengan syarat yg sangat nir terawat. Padahal Stasiun ini memiliki Nilai Sejarah kota Padang. Make Money Online : http://ow.Ly/KNICZ

Make Money Online : http://ow.Ly/KNICZ

Stasiun ini dibangun dalam tahun 1900 berlokasi pada Jl Pulau Air, Palinggam Padang Selatan. Dengan luas 27,50 x 12 m2 dimana pintu masuk berada ditengah gedung. Dari poto dicermati bangunan ditutupi oleh atap seng & keseluruhan jendela berbentuk empat persegi. Dari sejarah stasiun ini digunakan menjadi penghubung transportasi Kereta Api antara kota Padang - Pulau Air - Muaro Batang Arau - Pantai Padang. Saat kini beberapa jalur telah terbengkalai atau bahkan hilang sama sekali. Tetapi jalur ini tertimbun sang bangunan atau memang hilang ditelan zaman.

Stasiun Pulau Air 1905 - 1920

Jalur Kereta Pulau Air 1915

Stasiun Pulau Air 1935

5. Pasar Mudik.

Pasar ini merupakan tempat berniaga yang cukup ramai pada kota Padang tempo dulu. Proses penggantian nama sebagai Pasa Gadang sang penduduk Padang & diganti sebagai Jl Batipuah hingga sekarang dari tahun 1930. Disebelah kiri ada mesjid.

Pasa Mudik 1930

6. Kampung Seberang Padang.

Lokasi ini ditempati sang para perantau yang pulang ke kota Padang. Kemudian mereka menetap pada lokasi pinggiran arah selatan atau dibibir sungai Batang Arau. Menurut sejarah lokasi ini dinamakan "Kampuang Batuangdanquot; dari sejarah Belanda bahwa lokasi ini didiami oleh para perniagaan, pedagang garam, & nelayan.

Seberang Padang 1890

7. Gedung Pengadilan.

Lokasi gedung pengadilan ini berada di Jl Diponegoro. Dilokasi yang sama pula masih ada Kantor Dewan Kehakiman Michielsmomumen pada tahun 1890

Add caption
Add caption
Add caption

  Kantor Dewan Kehakiman & Michielsmomument 1890 - Jl Diponegoro

Gedung Pengadilan 1910

8. De Javasche Bank atau Bank Indonesia.

De Javasche Bank beroperasi pada Indonesia pada tempo dulu 1864 membuka cabangnya pada pulau Jawa yaitu pada Muara ini. Lokasi pertama terletak pada Jl Nipah sebagai gudang militer yang dipakai buat operasional perbankan. Pada 29 Agustus 1864 aktivitas perbankan resmi beroperasi menggunakan direktur yang pertama A.W. Verkouteren.

De Javasche Bank - 1895

De Javasche Bank - 1900

Pada tanggal 31 Maret 1921 lokasi de Javasche Bank memulai perpindahan gedung didepan Jembatan Siti Nurbaya kini dengan arsitek Hulswitt-Fermont-Cuypers. Secara resmi gedung ini dipakai pada tahun 1925. Setelah Indonesia merdeka gedung ini diambil alir oleh Bank Indonesia hingga kini .

De Javasche Bank - 1931

9. Tugu De Greve.

Untuk mengenang jasa De Greve, Belanda membangun tugu ini didepan de Javasche Bank ini. Tugu ini terletak sebelah kanan dari poto diatas {De Javasche Bank - 1931} karena masuknya Penjajahan Jepang tugu ini dihancurkan dan tidak ditemukan lagi sampai sekarang. De Greve adalah seorang ahli geologi yang merekomendasikan untuk mengeksplorasi emas hitam {batu bara} di Sawahlunto - Ombilin.

10. Kampung Cina.

Lokasi ini dimulai pada sudut Apotik kinol hingga ke klenteng di Pondok. Pada ketika itu transportasi yg umum digunakan merupakan Bendi.

11. Pembangkit Listrik Kampung Durian.

Gedung ini dibangun dalam tahun 1900 menjadi PLTU. Pada waktu kini telah berubah fungsi menjadi tempat olah raga bagi warga setempat. Terletak pada Jl Koto Baru, Kel Koto Baru, Kec Lubuk Begalung ini mempunyai luas 30 x 47,25 m2 yang menyatu datu menggunakan yang lainnya. Atap gedung memakai seng menggunakan dinding batu bata. Dengan arsitektur unik ini membuat gedung ini sangat kuno bila ditinjau berdasarkan depan. Jendela berbentuk persegi buat keseluruhan & mempunyai lengkung dibagian atas. Dibelakang terdapat bak penampung air yg berbentuk menara.

PLTU Kampung Durian 1935

12. Toserba A.H. Tuinenburg.

Toserba ini terdapat dalam abad ke 20. Informasi toserba ini juga diiklankan diberbagai media koran yang terbit waktu itu seperti berita berita, sinar sumatera, dst. Lokasi toserba di tanah lapang alang laweh menggunakan nama pemilik J.Boon.Jr yg menjadi bisnis turun temurun. Jenis barang yang dijual barang impor dari negara eropa seperti jam tangan, sepeda, gramofon, indera musik, dan lainnya. Tentu pelanggan saat itu merupakan kaum elit berdasarkan Belanda dan Cina. Dengan adanya toserba ini menerbitkan beberapa seri kartu pos prentbriefkaartmenggunakan gambar yg latif. Dengan adanya kegiatan ini banyak terdapat rekam jejak bangunan krusial yg terdapat dikota Padang yang menjadi koleksi penting pada Eropa termasuk perpustakaan Belanda dan toko kuno.

A.H. Tuinenburg - 1899

Toserba ini memberikan peranan krusial pada bidang olah raga di Hindia Belanda. Ada hubungannya dengan iklan promosi sepeda dalam poto ini dalam waktu itu. Didepan toko bertulisan kata FONGERS RIJWIELEN sepeda Fongers galat satu merek sepeda yg sangat populer pada zaman itu. Toserba inilah yg mempelopori rakyat kota Padang menggunakan sepeda sebagai transportasi utama buat menempuh bepergian didalam kota.

Toserba lain terdapat pada Padang 1910 - Warenhuis te Padang, ter Sumatra's Westkust

13. Pantai Padang.

Pada zaman kolonial Belanda lokasi pantai Padang sangat mengagumkan dengan landscape yg tertata serta mempunyai keindahan tempat buat santai & bermain. Lantaran lokasi pantai Padang ini banyak terjadinya pengikisan pantai atau pasang laut menciptakan kolonial Belanda membangun arsitektur yang lebih aman.

Pantai Padang - 1890

Pantai Padang yang masih belum abrasi - 1900

Taman Indah pada Pantai Padang - 1898

Pantai Padang 1912 - 1914

Teras Pantai Padang - 1910

Strandweg - Jl Samudera - Pantai Padang - 1890

Jl Samudera tempo dulu

14. Jalur Kereta Api dan Jembatan Menuju Emma Haven Teluk Bayur

Infrastuktur yang dibangun sang kolonial Belanda buat memudahkan jalur transportasi mengangkut seluruh hasil bumi atau transportasi menuju ke daerah tadi.

Jembatan berdasarkan Seberang Padang menuju Emma Haven Teluk Bayur

Boekit Poetoes - Emma Haven Teluk Bayur - 1935

Stasiun Kereta Api Emma Haven Teluk Bayur - 1910

15. Tugu Michiels.

Tugu berlokasi di Taman Melati didepan Hotel Oranje Hotel Ina Muara. Dasar tugu dari leburan besi dan lantai marmer full-relief. Ujung tugu meruncing & beberapa taraf. Gaya Eropa kuno sekali bentuk tugu ini dan sangat indah. Tidak referensi yg jelas mendukung ketinggian Tugu ini, diperkirakan lebih kurang 14,4 meter.

Tugu Michiels ini terdapat kurang lebih 3 buah yang tersebar dibeberapa wilayah pertama Kota Padang ke 2 tepatnya di Waterloopein - lapangan waterloo atau lapangan banteng, lokasi persis disudut timur Mesjid Istiqlal ketiga di kota Surabaya. Periode pembangunan diperkirakan antara 1853 - 1855. Di Surabaya namanya Bali Monument karena pada saat itu Belanda merayakan kemenangan pada BAli tahun 1849

Siapa Mayor Jenderal Andries Victor Michiels?

Dia merupakan Mayor Jenderal yg sangat berjasa kepada kolonial Belanda & mempunyai rekam jejak yg sangat gemilang dalam perperanan. Dia lahir di kota Maastricht (Nederland) pada lepas 23 April 1797. Pertama kali mendarat pada pulau Jawa pada tahun 1817 menggunakan pangkat Letnan Satu. Dia pula terlibat dalam perang pada Cirebon dan Diponegoro dalam tahun 1831. Kemudian dia dipindahkan ke Sumatera Utara & lalu diangkat menjadi komandan militer di wilayah Sumatera Barat dengan pangkat Letnan Kolonel. Dia jua berjasa dan menaklukkan Tuanku Imam Bonjol.

Dengan prestasi ini lalu Kolonial Belanda mengangkat beliau sebagai kol pada tahun 1837. Setelah ditugaskan di Sumatera Barat dia juga menguasai beberapa daerah, atas prestasi ini beliau diangkat sebagai May-Jend pada tahun 1843. Dia dipromosikan menjadi Komanda KNIL pada tahun 1849 & wajib memimpin ekspedisi di pulau Bali. Namun dia tewas disana terbunuh dan dimakamkan pada pemakaman Kebon Jahe Gober - Kerkhof Laan Tanah Abang Jakarta Pusat. Sekarang dikenal dengan Museum Taman Prasasti.

Maka dibangunlah Tugu Michiels di beberapa tempat untuk menghargai jasa-jasanya. Tetapi ketiga monumen ini tidak dapat ditemukan lagi karena kemungkinan dihancurkan pada zaman penjajahan Jepang yang terjadi sebelum Indonesia merdeka.

Monumen Michiels di pojok Waterlooplein, Batavia Lapangan Banteng -Jakarta

Monumen Michiels kurang lebih tahun 1900 - 1940 Taman Melati

Beberapa loka tempo dulu atau gedung tua yg terdapat pada kota Padang yang hilang ditelan zaman. Bukan berarti keseluruhannya hilang akan tetapi terdapat yang berubah fungsi ataupun dihancurkan sama sekali & dibangun dalam bentuk baru. Dengan adanya poto ini kita bisa mengenal sejarah kota Padang tempo dulu yang relatif mewakili menurut poto yg kami tampilkan pada blog ini. Begitu lengkap menggunakan infrastruktur yang dibangun menggunakan fasilitas mendukung yang ada dibangun oleh Belanda. Inilah sejarah yang wajib dihargai & merawat semua peninggalan ini sebagai bukti yg wajib dipertahankan supaya nir hancur dimakan usia dan tidak dirawat. Ini sebagai citra beberapa bangunan atau gedung tua yg telah hilang ditelan zaman atau bahkan dihancurkan dalam zaman penjajahan Jepang.

"Disclaimer"

Poto ini adalah Property atau Copyright menurut media-kitlv dan tropenmuseum.Nl & lainnya

Penggunaan poto Padang tempo dulu hanya penelusuran sejarah yg ingin saya tampilkan di blog ini.

Blog ini tidak mempunyai atau merasa memiliki hanya menjadi ilustrasi saja.

Bukan buat diperjualbelikan atau dikomersialkan.

Tag: formasi foto antik kota Padang file poto kuno Padang